Bayangkan apabila masyarakat Indonesia memakai kata-kata demikian yang terkesan lebih intelektual ketimbang "Jijik" atau "Pelakor", pasti stigma negatif seperti penonton drakor di Indonesia adalah orang yang childish, tidak akan terjadi.
***
Itulah sedikit analisis saya tentang mengapa second lead wanita lebih banyak dibenci sedangkan second lead pria lebih banyak dipuja, serta cara menjadi penonton yang tidak "toxic". Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!