Berbicara mengenai drakor alias drama Korea memang tak akan ada habis-habisnya. Ibarat kata, mati satu tumbuh seribu. Satu serial bagus drakor tamat, akan muncul serial bagus lain yang menggantikannya.
Di awal tahun 2021 ini, ada satu judul drama on-going menarik yang sedang tren yakni "True Beauty". Drama tersebut selalu memancing rasa penasaran saya tiap minggunya, sekaligus menjadi sarana refreshing sehabis menyelesaikan tugas kuliah hehe.
Drama "True Beauty" sendiri mengambil tema remaja dan sekolah, di mana cerita berfokus pada remaja wanita yang dinilai memiliki wajah tidak menarik bernama Lim Ju-kyung (Moon Ga-young). Diketahui, ia merupakan objek bully yang dilakukan teman-teman di sekolah lamanya.
Namun semenjak ia pindah ke sekolah barunya dan mulai mengenal make-up, ia dipuja bak dewi di sekolah barunya tersebut. Dua pria populer di sekolah barunya, Lee Suho (Cha Eun-woo) dan Han Seo-jun (Hwang In-yeop), akhirnya jatuh cinta kepada Ju-kyung. Ia juga berteman baik dengan Kang Soo-jin (Park Yoona) dan Choi Soo-ah (Kang Min-ah).
Berperan sebagai second lead, baik Hwang In-yeop dan Park Yoona sama-sama mendapat perhatian yang besar dari netizen, khususnya netizen Indonesia. Hal tersebut tak lain karena akting mereka yang memukau serta didukung visual yang memanjakan mata para penggemar.
Menariknya, kalau Hwang In-yeop mendapat reaksi penonton yang positif, Park Yoona malah kebalikannya. Ia malah dihujani ratusan (bahkan ribuan) komentar negatif di kolom komentar Instagram pribadinya.
Beberapa komentar terlihat menuliskan "PELAKOR!!", "Jijik", dan masih banyak lagi komentar kasar lainnya. Untungnya, komentar tersebut sudah tertumpuk oleh komentar baik yang sengaja di-spam penggemar guna memberi semangat untuk Yoona.
Hal ini pun bukan pertama kalinya terjadi kepada artis-artis drakor. Sebelumnya ada aktris Han Soo-hee yang berperan sebagai pelakor bernama Yeo Da-kyung di drama The World of Married Couple, juga mendapat perlakuan serupa seperti Yoona.
Fenomena penyerangan di akun Instagram para pemain drakor ini pun sempat membuat citra masyarakat Indonesia menjadi cukup tercoreng terutama di mata para fans drakor seluruh dunia.
Perilaku buruk ini juga dikhawatirkan akan dialami pula oleh aktris Seol In-ah, yang sedang memerankan Jo Hwa-jin selaku selir dari raja dalam drama "Mr Queen".
Pertanyaannya, mengapa hal seperti ini kerap kali terjadi pada para second lead wanita, sedangkan para second lead pria malah seringkali dipuja-puja melebihi pemeran utama? Ada setidaknya 2 alasan yang bisa saya berikan untuk menjawab pertanyaan tersebut, antara lain:
1. Penonton Drakor Kebanyakan Wanita
Alasan utama yang mendasari perbedaan perlakuan utama tersebut adalah mayoritas penontonnya. Seperti yang kita ketahui, mayoritas penonton drakor sendiri adalah kebanyakan wanita ketimbang laki-laki, maka besar kemungkinan para wanita tersebut akan lebih mudah menyukai karakter pria daripada wanita.
Selain itu, wanita juga cenderung lebih aktif memberikan komentar untuk mengekspresikan perasaannya. Maka dari itu, ketika para wanita merasa kecewa, mereka tidak ragu melampiaskan kekecewaannya melalui komentar kejam di kolom komentar sosial media para artis.
Di sisi lain, pria biasanya akan sungkan untuk turut berkomentar di sosial media para artis. Kalau pun para lelaki merasa bahagia, mereka biasanya hanya memberi emoji love atau semacamnya, bukan berupa kata-kata.
Pun halnya ketika para lelaki merasa kecewa. Laki-laki sangat jarang memberikan hate comment di kolom komentar, karena sebagian besar juga tidak terlalu terbawa perasaan ketika menonton.
Jadi, bisa dibilang penonton laki-laki bisa sedikit lebih baik dalam membedakan mana sang aktris dalam film dan mana sang aktris di dunia nyata. Pernyataan di atas pun bisa dibuktikan dengan melihat sendiri akun-akun yang berkomentar dalam Instagram para artis drakor tersebut.
2. Second Lead Wanita Biasanya Mendapat Peran Antagonis
Alasan kedua yang cukup logis untuk menjelaskan fenomena banyaknya artis drakor wanita yang banyak di-bully netizen adalah karena peran mereka yang cenderung antagonis. Ya, tidak seperti second lead pria yang sering mendapat peran protagonis, second lead wanita seringkali mendapat peran yang berkebalikan.
Ambil contoh Gong Tae-kwang di drama "School 2015", Han Woo-tak di drama "While You Were Sleeping", Han Ji-pyeong dalam drama "Start Up", dan Han Seo-jun dalam drama "True Beauty".
Mereka semua memerankan karakter pria baik, romantis, serta gentle, yang membuat para penonton dengan mayoritas perempuan tersebut tak hanya mencintai karakter mereka, namun juga pribadi asli mereka sebagai seoranh aktor.
Coba bandingkan dengan On Yoo-ri di film VIP, Han Soo-hee di drama The World of Married Couple, Kang Soo-jin di drama True Beauty, serta Min Yoo-ra dalam drakor The Last Empress.
Semua second lead wanita tersebut seakan kompak diberi karakter menyebalkan dan memang dibuat untuk dibenci penonton dengan tingkah lakunya. Belum lagi, banyak dari mereka yang dianggap mengganggu keharmonisan pemeran utamanya.
Jadi, tidak heran apabila akhirnya penonton selalu membenci para second lead wanita dan memuja second lead pria, karena memang plotnya memang dibuat sedemikian rupa begitu.
Lalu, bagaimana cara menyikapi fenomena tersebut?
Ya, fenomena virtual bullying dari netizen Indonesia tersebut memang wajib menjadi perhatian sebab bukan sekali ini saja terjadi. Perbaikan perilaku bersosial media ini pun penting untuk dilakukan guna menjaga citra masyarakat Indonesia sebagai orang yang santun. Berikut dua hal yang bisa dipertimbangkan sebagai solusi:
1. Cobalah Untuk Tidak Terlalu Larut Dalam Suatu Karakter
Ya, ada kalanya kita juga harus mempertahankan sisi rasionalitas kita secinta atau sebenci apa pun terhadap para pemeran dari drama yang kita tonton.
Pahami bahwa Park Yoona berbeda dengan Kang Soo-jin, Han Soo-hee berbeda dengan Yeo Da-kyung, dan lain sebagainya. Seperti yang sudah saya bahas di atas, para artis tersebut hanya mengikuti plot cerita yang diberikan kepada mereka.
Jadi, tidak semata-mata apabila karakter yang mereka perankan jahat, lantas membuat pribadi asli mereka menjadi seperti itu pula. Ini adalah sebuah logika umum yang sayangnya seringkali dilupakan karena saking bencinya terhadap suatu karakter.
2. Cobalah Gunakan Kata-kata yang Lebih Halus
Sebagai warga negara yang bermoral dan berpendidikan, kiranya tetap memperhatikan tutur kata yang baik saat berkomentar, meski sedang dalam keadaan marah sekalipun dan meski hanya di dunia maya sekalipun.
Jangan sampai membawa nama-nama hewan di kebun binatang, kata-kata kasar bahkan mengancam, hingga sumpah serapah lainnya. Kalau pun memang sangat-sangat marah, tidak ada yang melarang kok untuk melampiaskannya melalui komentar, asalkan aspek rasionalitasnya tidak dilupakan.
Berikut contoh komentar yang menunjukan kekesalan namun aspek rasionalitasnya tetap terjaga:
"Aku benci banget sama karakter yang kamu mainkan, namun itu artinya kamu memerankan karaktermu dengan sangat baik"
Atau
"Aku tidak suka dengan karakter Kang Soo-jin, tapi aku sangat menyukai aktris Park Yoona"
Bayangkan apabila masyarakat Indonesia memakai kata-kata demikian yang terkesan lebih intelektual ketimbang "Jijik" atau "Pelakor", pasti stigma negatif seperti penonton drakor di Indonesia adalah orang yang childish, tidak akan terjadi.
***
Itulah sedikit analisis saya tentang mengapa second lead wanita lebih banyak dibenci sedangkan second lead pria lebih banyak dipuja, serta cara menjadi penonton yang tidak "toxic". Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H