Mohon tunggu...
Stevan RiverLombo
Stevan RiverLombo Mohon Tunggu... Buruh - Petani

Bajalang-batulis-bacerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matilah Engkau

18 Mei 2024   00:24 Diperbarui: 18 Mei 2024   00:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam rimba kata yang tajam dan pedas

Terwujudlah puisi "Matilah Engkau" sebagai suara tajam

Satire dan retorika menyala di setiap bait

Menyeruakkan kebenaran dengan cara yang terasa

 

Matilah engkau, oh manusia yang picik

Yang terperangkap dalam keserakahan dan ketamakan

Dalam duniamu yang dikuasai oleh kedengkian dan kepalsuan

Engkau menjadi bangkai moral yang membusuk

 

Matilah engkau, oh penguasa yang rakus

Yang merangkul korupsi dan menelikung keadilan

Dalam abad yang tertindas oleh kekuasaan dan ketidakadilan

Engkau menjadi monster yang haus darah rakyatmu sendiri

 

Matilah engkau, oh teroris tanpa rasa belas kasihan

Yang berlindung di balik agama yang kau permainkan

Dalam kebodohanmu yang tak terkatakan

Engkau mengorbankan nyawa dan cinta untuk kehancuran

 

Puisi ini menjadi cermin bagi para cerdik cendekia

Menyentil dengan kata-kata yang menusuk ke dalam

Retorika dan satire merajut luka dan kebenaran

Matilah engkau, agar keadilan dan kesucian kembali terlahir...,......,......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun