Di dalam rimba kata yang tajam dan pedas
Terwujudlah puisi "Matilah Engkau" sebagai suara tajam
Satire dan retorika menyala di setiap bait
Menyeruakkan kebenaran dengan cara yang terasa
Â
Matilah engkau, oh manusia yang picik
Yang terperangkap dalam keserakahan dan ketamakan
Dalam duniamu yang dikuasai oleh kedengkian dan kepalsuan
Engkau menjadi bangkai moral yang membusuk
Â
Matilah engkau, oh penguasa yang rakus
Yang merangkul korupsi dan menelikung keadilan
Dalam abad yang tertindas oleh kekuasaan dan ketidakadilan
Engkau menjadi monster yang haus darah rakyatmu sendiri
Â
Matilah engkau, oh teroris tanpa rasa belas kasihan
Yang berlindung di balik agama yang kau permainkan
Dalam kebodohanmu yang tak terkatakan
Engkau mengorbankan nyawa dan cinta untuk kehancuran
Â
Puisi ini menjadi cermin bagi para cerdik cendekia
Menyentil dengan kata-kata yang menusuk ke dalam
Retorika dan satire merajut luka dan kebenaran
Matilah engkau, agar keadilan dan kesucian kembali terlahir...,......,......