Melayani Allah merupakan bagian tak terpisahkan dari keberadaan dan tujuan hidup manusia (Kej. 1:26, 28). Manusia diciptakan untuk menguasai bumi bagi kemuliaan Allah. Untuk mencapai tujuan ini, manusia diciptakan menurut gambar Allah. Jadi, sejak awal manusia memang diciptakan untuk melayani Allah.
Dosa telah merusak gambar Allah dalam diri manusia. Gambar itu memang tidak hilang (Kej. 5:1-3; 9:6; Yak. 3:9), tetapi sudah tercemar oleh dosa. Melalui karya penebusan Kristus, sebagai gambar wujud Allah (Ibr. 1:3) yang tidak kelihatan (Kol. 1:15), gambar yang rusak tersebut mulai direstorasi. Setiap hari proses transformasi ini berlangsung (Kol. 3:10), sehingga tujuan ultimal dari penentuan kekal Allah - yaitu keserupaan dengan Kristus - dapat digenapi (Rm. 8:29). Kristus adalah gambar Allah yang sempurna dan yang menyempurnakan gambar Allah dalam diri kita.
Menjadi seperti Yesus Kristus berarti meneladani Dia. Kita perlu memiliki pikiran dan perasaan Kristus (Flp. 2:5-8) maupun melakukan apa yang Dia lakukan (Yoh. 13:13-15). Sama seperti Dia, kita lebih suka melayani daripada dilayani (Mat. 20:28; Mrk. 10:45). Sama seperti Dia, tujuan hidup kita adalah untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang Allah tetapkan bagi kita (Yoh. 17:4).
- Penatalayan
Penatalayan (oikonomos) adalah orang yang sangat dipercaya oleh tuannya, sehingga diserahkan tanggung jawab penuh untuk mengurusi seluruh rumah dan keluarga tuannya. Sifat yang paling dicari dalam diri seorang penatalayan adalah dapat dipercaya (1Kor. 4:1-2), setia dan bijaksana (Luk. 12:42).
Walaupun kata "oikonomos" beberapa kali dikenakan pada para rasul (1Kor. 4:1-2) maupun para penatua (Tit. 1:7), kata ini juga pernah dipakai untuk seluruh jemaat (1Pet. 4:10). Dengan demikian, setiap orang adalah penatalayan.
Apabila waktunya tiba, setiap penatalayan harus memberi pertanggungjawaban kepada tuannya. Momen itu sangat dinantikan oleh penatalayan yang baik dan setia (Mat. 25:21, 23, bandingkan artikel berikut ini; 2Tim. 4:6-8). Sebaliknya, momen itu akan menjadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi mereka yang jahat dan bermalas-malasan saja (Mat. 25:26-30; Luk. 16:1-8).
- Hamba
Dahulu setiap kita adalah hamba dosa, tetapi sekarang melalui kasih karunia Allah, telah menjadi hamba kebenaran (Rm. 6:6, 11-13). Di dalam Kristus setiap orang percaya memiliki dua status: orang merdeka sekaligus hamba. Merdeka dari dosa sekaligus hamba dari kebenaran (1Kor. 7:22; Rm. 7:4). Di dalam Kristus, jemaat secara keseluruhan menjadi pelayan-pelayan Kristus. Baptisan adalah penahbisan universal ke dalam pelayan-pelayan universal umat Allah.
Apa yang dituntut dari seorang hamba? Pelayanan! Para hamba ada untuk melayani tuannya. Sukacita dan kepuasan seorang hamba adalah ketika ia melayani tuannya yang baik dengan cara yang baik pula (Luk. 17:10).
- Imam
Penebusan Kristus merombak konsep dan sistem keimaman yang lama. Tabir Bait Allah sudah dirobek dari atas sampai ke bawah (Mat. 27:51) sebagai tanda bahwa Kristus sendiri membawa diri-Nya sebagai korban sempurna sampai ke ruang maha suci (Ibr. 6:19-20; 9:11-12). Peristiwa ajaib ini menandakan bahwa institusi keimaman yang tradisional sudah tidak berlaku lagi.
Kini semua orang yang di dalam Kristus adalah imam. Bukan hanya sekadar imam. Semua orang Kristen adalah kumpulan imamat yang rajani (1Pet. 2:9). Sama seperti para imam yang membaktikan seluruh hidupnya untuk pelayanan kepada Allah, demikian pula setiap orang percaya. Korban pertama dan terbaik yang kita bisa bawa kepada Allah adalah kehidupan kita sendiri (Rm. 12:1).
Sesudah itu kita juga terpanggil sebagai imam yang membawa orang lain kepada Allah. Bagaimana kita dapat memainkan peranan ini? Kita melakukan ini melalui tiga hal: keteladanan hidup (Mat. 5:16, bandingkan artikel berikut ini; 1Pet. 2:12), pemberitaan Injil (Rm. 10:14-15), dan doa syafaat (1Tim. 2:1-4).