Tidak hanya itu, Dinas Sosial Surabaya mengklaim telah melakukan berbagai upaya menumbuhkan kembali perekonomian warga. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempekerjakan puluhan warga terdampak di beberapa SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) milik Pemkot.
Beberapa SKPD yang akan memberdayakan warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak di antaranya, Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja), Linmas (Perlindungan Masyarakat), Dinkes (Dinas Kesehatan), serta SKPD lainnya.
Pemkot Surabaya juga menyalurkan 178 warga terdampak yang ingin bekerja di perusahaan swasta melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker).
Informasi terakhir, Pemkot Surabaya berencana membeli tempat-tempat yang dulu digunakan sebagai tempat bisnis PSK dan mucikari. Salah satu yang sudah terrealisasi adalah Wisma New Barbara 22, wisma paling terkenal di Gang Dolly.
Menurut media, Pemkot Surabaya telah membeli Wisma New Barbara 22 yang dulunya menampung hingga 250 orang PSK itu dengan harga 9 miliar. Kini, wisma enam lantai itu telah diresmikan sebagai fasilitas umum.
Sejauh pengamatan di lapangan, dalam eks lokasi prostitusi itu telah ada pelatihan internet bernama Broadband Learning Center (BLC) dan sentra pembuatan sepatu. “Pelatihan komputer untuk warga setempat ini didukung oleh Telkom,” kata Mediar, pria yang bertugas sebagai trainer di BLC.
[caption id="attachment_344109" align="aligncenter" width="300" caption="ORDER SEPATU: Suasana Sentra Pembuatan Sepatu di lokasi eks Wisma New Barbara 22, Rabu (10/12/2014)"]
Di ruang lain pada lantai yang sama, sedikitnya 15 wanita yang hampir seluruhnya mengenakan kaus berwarna biru, sedang menjahit order sepatu dari Ardiles.
Di bagian belakang ruangan, terlihat sebuah tempat yang dulunya dikenal dengan sebutan ‘akuarium’, tempat para lelaki hidung belang dulu memilih PSK yang disukainya. Kini tempat itu berubah fungsi sebagai gudang material dasar pembuatan sepatu.
Pelatihan dan pemberian kesempatan kerja hanya sebagian kecil dari upaya Pemkot Surabaya merehabilitasi kawasan Dolly dan warga terdampak. Meski sudah banyak usaha, masih ada beberapa pihak yang belum dapat menerima.
Seperti diungkapkan Endang, pemilik eks Panti Pijat Kalimantan yang lahannya ditempati Sentra Kuliner Putat Jaya binaan Kecamatan Sawahan. Perempuan 46 tahun itu mengeluhkan penutupan Dolly yang mendadak dan tidak didahului sosialisasi pada warga sekitar.