6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Untuk dapat melaukan pengambilan keputusan yang tepat yang tentunya akan berdampakpada tericptanya lingkungan positif kondusif dan nyaman adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisis terlebih dahulu kasus yang sedang terjadi. Termasuk dalam bujukan moral atau dilema etika, jika ternyata dilema etika maka dalamdalam prosesnya harus dilakukan analisia terhadap pengambilan keputusan dengan3 prinsip berpikir, 4 paradigma dan 9 langkah uji pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dengan kondisi benar lawan benar atau termasuk dalam dilema etika hanya akan dapat dicapai jika sudah melalui proses 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Pengambilan keputusan yang terkait dengan dilema etika akan menghasilkan keputusan yang akurat jika proses analisis kasus dilakukan dengan baik dan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan runtut sehingga keputusan yang dihasilkan dapat diyakini sebagai keputusan yang mengakomodasi kepentingan semua pihak  dan memberikan dampak dalam menciptakan lingkungan yang positif kondusif aman dan nyaman.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tentu saja terdapat tantangan yang menghambat dalam pengambilan keputusan yang efektif apalagi yang berkaitan dengan kasus-kasus dilema etika.
Yang pertama adalah perbedaan cara pandang dari pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan. cara pandang yang berbeda menyebabkan pembentukan mind set yang berbeda pula. Dan biasanya kondisi ini akan diperburuk dengan indikator yang seangat serius yaitu pengambilan keputusan tidak didasarkan pada keberpihakan pada murid, namun lebih pada kepentingan salah satu atau beberapa individu saja.
Yang kedua adalah kurangnya komitmen dalam proses melibatkan diri saat pengambilan keputusan dilakukan. Kurangnya komitmen ini bisa dikarena faktor internal mengenai kurangnya rasa ikut serta dalam penyelesaikan masalah dan komitmen untuk menjalankan hasil keputusan bersama. Namun juga bisa dari faktor eksternal karena tidak diberikan porsi yang sesuai agar ikut terlibat aktif dalam menentukan pengambilan keputusan, karena masih adanya budaya lama jika pemimpin sekolah memiliki suara terkuat dalam menentukan keputusan akhir.
Yang ketiga adalah proses pengambilan keputusan dilakukan dengan tergesa-gesa tanpa memikirkan kebutuhan murid, keberpihakan pada murid dan kurangnya sikap terbuka untuk menerima saran atau masukan sebagai salah satu bagian dari opsi trilema dalam menyelesaikan masalah.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Merdeka belajar adalah tujuan pendidikan kita. Dimana pembelajaran hendaknya dapat berpihak pada murid. Murid dapat menggali potensinya, mengembangkan diri sesuai dengan kodrat alam dan selaras dengan kodrat zamannya. Ketika sebuah keputusan dibuat dengan mengedepankan kepentingan dan kebutuhan murid maka akan terwujud pengajaran yang memerdekakan murid dan murid dapat mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai individu maupun anggota masyarakat.Â
Pembelajaran yang dapat kita lakukan untuk menyikapi potensi murid yang berbeda-beda adalah sebelum melakukan proses pembelajaran hendaknya kita menggali dan memahami karakteristik serta kebutuhan belajar masing-masing murid.