Malam itu dihabiskan dengan Dea bercerita tentang Angga kepada Bunda. Cerita yang masih tertinggal antara Dea dan Angga, kenangan mereka, dan janji yang belum sempat ditepati.
Dea kembali melihat seisi kamarnya, memang dipenuhi dengan kenangan bersama Angga. Kalau dipikir lagi, kenangan mereka adalah kenangan yang manis dan indah, kehilanganlah yang menggores luka.Â
Angga orang baik. Setidaknya mungkin Dea dapat mengenang Angga melalui hal-hal baik yang terjadi selama mereka bersama dulu.Â
Kalau Angga tahu Dea semenyedihkan ini, ia pasti akan marah besar. Angga merupakan sosok yang selalu menjaga Dea agar tidak terluka. Maka kali ini Dea yang harus belajar untuk membuat dirinya tidak terluka.
Besok tepat satu tahun lebih sehari pasca kepergian Angga, maka pilihan ada di tangan Dea. Mungkin Dea dapat mulai merangkak untuk mengikhlaskan Angga sepenuhnya.Â
Dea jadi ingin maju, karena ia sadar bahwa waktunya masih ada dan panjang kalau diberi Tuhan, sementara waktu Angga memang sudah terhenti. Dea tersenyum simpul. Harapannya sekarang hanya satu, untuk dapat hidup bahagia dan ikhlas.
Niscaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI