Mohon tunggu...
Cerpen

Nista

15 September 2017   20:20 Diperbarui: 15 September 2017   20:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

"Rajam... rajam..."

Demikianlah pekik seru khayalak membelah langit, mewarnai senja dengan hujat serta caci maki yang lahir dari lidah-lidah lelaki berjubah putih, nyaring melebihi lantunan doa mereka. Nampak tangan-tangan terjunjung tinggi, bukan oleh keadilan --munafik sekali bila menamainya suatu keadilan. Bukan. Itu batu gosok dari kampung-kampung tetangga, atau barangkali saripati otak mereka? Tak tahulah, habisnya kosong benar hingga mau-maunya dijadikan centeng buat asal merajam!  

Seakan gelegear wahyu Tuhan turun dari awan-awan, khayalak menyepi, menyambut muntahan corong pengeras di depan bibir sang ketua Laskar. "Wahai saudara-saudaraku setanah air... janganlah sekali-kali kita sudi dipimpin orang kafir yang tak sujud terhadap Tuhan kita!"

YA!

"Yang keturunan najis!"

YA!

"Yang telah menistakan ajaran-ajaran Tuhan kita!"

YA!

"DEMI TUHAN!!!!!!"

 Kemudian, hujan batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun