Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Paradoks Manusia: Serigala Berhati Domba

20 Desember 2023   13:15 Diperbarui: 20 Desember 2023   22:30 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan pada saat perpisahan di batas itu Qi Lin menyatakan cintanya kembali kepada Guan Yu. 

Perempuan muda itu merasa tidak ada alasan untuk tidak mencintai jendral yang sangat berdisiplin dan berdedikasi itu.

Namun Guan Yu tetap pada pendiriannya bahkan sengaja menegaskan bahwa walaupun pernyataan cinta Qi Lin tersebut tulus namun bagaimana kalau Guan Yu sendiri tidak mau. Pastilah rasa hormat dan setia pada janji pada saudara angkat itulah yang melatarbelakangi penolakan itu. 

Hal ini mendorong Qi Lin untuk mengakhiri dirinya dengan pisau dengan menegaskan bahwa tidak patut Guan Yu mengikuti kemauan Caocao untuk berperang di pihaknya lagi, akan membuatnya tambah kuat dan makin menguasai banyak wilayah sehingga bisa membahayakan posisi Liu Bei sendiri.

 Tapi kembali Guan Yu menyatakan kesetiaannya kepada Liu Bei, dengan bersujud di hadapan sang kekasih, untuk bersiap mati bunuh diri dengan pisau yang dia sudah rebut dari Qi Lin, kalau memang harus dilakukan supaya tidak perlu berperang lagi menuruti kemauan Caocao.

Tapi tiba-tiba ada serangan panah dari pelbagai penjuru memenuhi gerobak. Dan serangan terakhir ini ternyata juga diperintahkan raja sendiri, padahal Caocao sudah berjanji hal keamanan perjalanan Guan Yu sampai ke seberang. Sang adik ipar tewas walau sempat disembunyikan di bawah kereta kerajaan.

Hal ini membuat Guan Yu trenyuh dan kemudian berjuang melawan sampai menghabisi para penyerang yg tak lain adalah pasukan elit pengawal raja sendiri.

 Bahkan siap menghabisi raja yang turut datang langsung untuk memastikan kematian mereka berdua. Raja sendiri merasa geram kepada Caocao yang suka mengatur sendiri dan masih selalu membela Guan Yu.

Pada saat yang sama datanglah Caocao dan para pengawalnya dan mencegah Guan Yu untuk mengurungkan balas dendamnya itu. 

Bagaimanapun juga raja tidak boleh dibunuh karena raja berasal dari surga. Demikian alasan raja sendiri yang mulai ketakutan, tapi Guan Yu membalas: "Atas nama keadilan dari surga saya akan membunuhmu, hai raja."

Caocao berusaha membujuk Guan Yu, dengan dalih bahwa kalau raja dibunuh maka banyak pemberontakan akan terjadi dan persatuan tak mungkin terjadi lagi, dan kekacauan akan terus terjadi. Dan karena sangat geram dengan tindakan raja, maka Caocao dengan suara meninggi pertanda marah menambahkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun