Dan Benjamin pun menarik pelatuk senjata laras panjang itu, namun diarahkan ke atas. Pas rajawali melintas, tapi itupun tidak dikenainya.
Lalu segera dipotongnya tali pengikat kedua tangan tawanannya itu, dan senjata pun dibuangnya ke tebing yang dalam.
Epilog film menyambung cerita pengakuan dosa dari pastor muda itu di atas.
Berdua duduk di atas altar alam di batu yang keras dengan udara dingin dan cakrawala yg ditutupi awan putih dan abu-abu.
Ben mengulangi kisah di kamar pengakuan itu.
"Jadi, ada seorang Pastor Italia. Dia mengaku dosa kepada teman pastor tua: 'Ampuni saya, Bapa, karena saya tlah berdosa. Dalam suatu perang saya menerima seorang gadis yang dikejar oleh tentara Nazi.'
'Baguslah anakku berbuat baik menolong orang yang susah.'
'Tapi masalahnya gadis itu mulai menyukaiku dan terus hidup bersamaku.'...
Sejenak pastor pengakuan dosa itu terdiam, lalu menasihati, 'Ya, perang membuat kita berdosa, jangan takut, anakku. Dosamu sudah diampuni!'
'Terimakasih, bapa, beban berat saya sudah lepas.'Â
Pastor muda itu masih melanjutkan, tapi satu pertanyaan lagi: 'Bapa, apakah boleh saya terus bersamanya bila perang sudah berakhir?'"
Dan pertanyaan dibiarkan menganga untuk dipahami dan dijawabi sendiri oleh penonton.
Adegan paling akhir adalah Ben mengunjungi rumah anaknya, sambil membawa kado ukuran sedang berwarna biru diikat dengan tali warna krem glossy. Dia menatap rumah anaknya yang sudah menikah dan punya seorang bayi yang belum lama dibaptis.
Ben mengetuk pintu rumah, dan sesaat kemudian putranya membukakan pintu.
"Ayah, kau datang juga."