Mohon tunggu...
Stefany Tan
Stefany Tan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengobatan untuk Penyakit Ginjal

22 Oktober 2017   12:30 Diperbarui: 22 Oktober 2017   13:53 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Selamat datang di essai ketiga saya ini. Pada kali ini saya akan membahas banyak mengenai sel punca. Lalu, apakah itu sel punca ???

Sel punca merupakan sel primitif yang belum berdiferensiasi dimana sel tersebut berpotensi sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda dalam tubuh. Sel punca juga dapat menjadi sebagai sistem perbaikan yang berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak demi kelangsungan hidup suatu organisme.

Sel punca memiliki 2 karakter yang khas, yaitu sel punca merupakan sel yang belum terdiferensiasi namun dapat memperbaharui diri dengan cara membelah diri meskipun telah tidak aktif serta dalam waktu yang lama dan pada situasi tertentu sel punca dapat berdiferensiasi menjadi sel tertentu seperti sel organ maupun sel jaringan yang memiliki fungsi tersendiri.

Sel punca dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan potensi dan berdasarkan asalnya.

Sel punca berdasarkan potensinya, dibagi lagi menjadi sel induk ber-totipotensi (berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dan dapat bertumbuh menjadi organisme baru), sel induk ber-pluripotensi (dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru), sel induk ber-multipotensi (dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa), dan sel induk ber-unipotensi(hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbaharui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk).

Sel punca berdasarkan asalnya dibagi menjadi sel punca embrio (diambil dari embrio pada fase blastosit), sel germinal/benih embrionik (berasal dari sel germinal primordial dari janin berumur 5-9 minggu), sel punca fetal (pada otak janin), dan sel punca dewasa.

Sel punca atau stem cell saat ini diklaim sebagai terapi pengobatan modern paling efektif untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Contoh yang paling sederhana adalah bila tubuh sedang sakit ataupun terluka, sudah pasti jika sel yang berada di sekitar daerah luka tersebut akan mati. Disinilah sel punca atau stem cell akan berperan aktif untuk memperbaiki jaringan sel yang rusak sampai menggantikannya dengan sel yang baru.

Contoh diatas adalah salah satu contoh sederhana dari peranan sel punca terhadap kerusakan suatu jaringan yang sederhana. Lalu, apakah sel punca juga berperan aktif terhadap kerusakan suatu organ yang rusak? Apakah pengobatan dengan menggunakan sel punca akan bersifat aman bagi pasien? Apakah ada efek samping dari sistem pengobatan sel punca?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, disini akan dibahas sel punca lebih dalam. Dan juga, bagian organ yang akah dibahas sebagai contoh persoalan adalah organ ginjal.

Ginjal merupakan salah satu organ yang terpenting pada tubuh kita. Karena ginjal berperan untuk membersihkan darah kita dengan menghapus limbah dan kelebihan cairan, menjaga keseimbangan garam dan mineral di dalam darah, dan juga membantu untuk mengatur tekanan darah dalam tubuh. Jika ginjal menjadi rusak, produk-produk limbah dan cairan dapat menumpuk dalam tubuh. Sehingga menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki, muntah, menjadi lemah, sesak napas, hipertensi yang sulit dikendalikan, perubahan dalam urin, dan lain-lain.

Jika jaringan ginjal sudah tidak dapat berfungsi dengan baik lagi, jaringan ginjal sulit untuk diperbaiki. Maka dari itu, perlu dilakukan adanya pengobatan. Pengobatan ini pun bervariasi sesuai dengan penyebab rusaknya ginjal. Jika tingkat kerusakan ginjal sudah paling akhir, pengobatannya dapat melakukan dialisis. Dialisis secara artifisial menghilangkan produk limbah dan cairan ekstra dari darah. Atau dapat juga melakukan transplantasi ginjal.

Ginjal yang ditransplantasi adalah ginjal yang sehat dari pendonor. Diperlukan obat-obatan selama waktu hidup agar tubuh tidak menolak dengan adanya organ baru tersebut. Pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan sel punca dewasa atau stem cell. Teori Christian Drapeau, seorang advokat untuk penelitian dan aplikasi medis dari stem cell paling terkemuka di Amerika menyatakan bahwa stem cell dewasa sebenarnya merupakan sistem penyembuhan tubuh alami memiliki dampak drastis pada setiap aspek di ilmu medis modern. Sehingga sel punca ini dapat diaplikasikan juga kepada penderita penyakit ginjal.

Sel punca terbukti dapat membantu penyembuhan kerusakan pada ginjal dengan cara menggantikan jaringan atau organnya.

Sel punca dipercaya dapat menjadi jalan keluar dari penyakit degeneratif. Yang menjadi penyebab penyakit degeneratif ini adalah kerusakan sel-sel dalam jaringan atau organ, sehingga jaringan atau organ tersebut tidak lagi dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Penyakit degeneratif terjadi di saat pertumbuhan sel mengalami 'defisit'. Misalnya, jika pada kondisi tubuh sedang sehat, ada 1000 sel per hari yang mati dalam tubuh kita.

Tetapi, hal tersebut bukanlah masalah karena akan ada 1000 sel baru pula yang diproduksi tubuh kita untuk menggantikannya. Jika suatu saat, produksi sel baru tersebut mengalami penurunan, misalnya hanya ada 800 sel baru yang diproduksi setiap hari, sementara akan tetap ada 1000 sel yang akan mati maka tubuh akan mengalami defisit (defisiensi). Setiap hari akan ada pertambahan kerusakan sel 200 sel jika kondisi tubuh tetap tidak sehat. Maka cepat atau lambat, organ tersebut akan mengalami kerusakan karena menumpuknya sel-sel yang rusak dan kekurangan sel-sel yang sehat di dalam tubuh.

Menurut para dokter, proses ini adalah proses ireversibel, dimana hanya berjalan 1 arah yaitu menuju kondisi semakin buruk. Disinilah sel punca kita berfungsi. Sel punca akan melawan defisit sel tersebut dengan cara melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel berkarakteristik yang sama dengan sel induknya. Kemampuan memperbanyak diri dan menghasilkan sel-sel yang sama seperti sel induknya ini tidak dimiliki oleh sel-sel tubuh lainnya. Dengan adanya sel punca yang aktif melakukan replikasi ini, akan menutup kekurangan 200 sel baru yang dibutuhkan tadi. Sel punca ini dapat berdiferensiasi di berbagai organ dalam tubuh. Sehingga sel punca bersifat fleksibel untuk tinggal di dalam tubuh sesuai dengan keperluannya. Keberadaan sel punca ini bertujuan untuk menjaga kontinuitas regenerasi populasi sel yang menyusun jaringan dan organ tubuh.

Bukti untuk meyakinkan adanya keberadaan sel punca pada penyembuhan ginjal adalah dengan adanya penemuan Renal Progenitor Cells (RPC) pada tiang urin di kapsula bowman suatu nefron. RPC ini memiliki beberapa 'fitur' dari sel punca dan para peneliti telah menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab untuk memproduksi podosit. Podosit adalah suatu sel khusus yang terlibat dalam sistem penyaringan pada nefron dan perlu diganti secara terus-menerus.

Podosit sulit untuk melakukan replikasi dan bila podosit tersebut mengalami disfungsi, dapat menjadi awal patogenesis beberapa nefropati seperti diabetes, glomerusklerosis, dan lain-lain. Studi juga berpendapat bahwa RPC yang sama ini kemungkinan mampu menghasilkan jenis sel khusus kedua yang dapat ditemukan pada lapisan nefron. Dengan adanya penemuan RPC ini, dapat dikatakan bahwa sel punca telah berperan dalam sistem kerja ginjal, yaitu dalam memproduksi podosit. Dikarenakan podosit perlu diganti secara terus-menerus dan podosit itu sendiri sulit untuk melakukan replikasi, maka sel punca lah yang akan bekerja untuk menggantikan podosit tersebut.

Selain adanya penemuan RPC yang bekerja untuk menggantikan podosit, sejenis sel yang bernama Mesenchymal Stem Cells (MSCs) atau sel punca mesenkimal juga telah menunjukkan hasil yang paling menjanjikan hingga saat ini. Sel punca mesenkimal adalah sel yang tidak berdiferensiasi yang memiliki sifat imunodulator dan jaringan trofik dan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel. Sejumlah jenis sel dari sumsum tulang telah diuji pada hewan dalam suatu studi klinis berpotensi untuk menyembuhkan pada penyakit ginjal. Studi menunjukkan bahwa sel punca mesenkimal dapat meningkatkan kemampuan intrinsik ginjal untuk memperbaiki dirinya sendiri.

Pada kelainan instrinsik pada ginjal, penyebab paling sering adalah nekrosis tubular akut. Pada penyakit ginjal akut, tubuh sering mampu untuk memperbaiki kerusakan ginjal itu sendiri, namun ia tidak dapat melakukannya dengan cukup baik untuk mengatasi kerusakan progresif yang terjadi pada penyakit ginjal kronis.

Para peneliti yang menyelidiki efek terapeutik sumsum tulang dari sel punca mesenkimal dalam penyakit ginjal telah berpendapat bahwa sel punca mesenkimal dapat melepaskan protein yang dapat membantu sel-sel ginjal untuk berkembang, menghambat kematian sel, dan dapat mendorong sel punca ginjal itu sendiri untuk memperbaiki bagian ginjal yang rusak. Sebagian besar penelitian menunjukkan kemampuan sel punca mesenkimal yang luar biasa untuk memperbaiki ginjal. Hingga saat ini, uji klinis yang menggunakan sel punca mesenkimal dari sumsum tulang terus berlangsung untuk menguji keefektifan sel-sel tersebut dalam merawat pasien dengan penyakit ginjal.

Selain adanya penemuan RPC dan sel punca mesenkimal (MSC), jenis sel punca lain yang digunakan ilmuwan dalam penelitian ginjal adalah induced Pluripotent Stem Cell (iPSC). iPSC ini dibuat dengan cara pemograman ulang sel dewasa (sel khusus tubuh untuk bertindak sebagai sel punca embironik). Baru-baru ini, para peneliti telah mampu untuk menggunakan iPSC untuk memproduksi sel ginjal pada tahap perkembangan awal. Sel ginjal yang baru ini menyerupai sel yang ditemukan di dalam embrio yang akan menjadi sel yang membentuk ginjal dalam perkembangan janin.

Sel-sel ini dapat berpotensi untuk membuat glomerulus dan tubulus. Bagaimanapun juga, masih banyak penelitian yang harus dilakukan oleh para ahli sebelum sel tersebut dapat digunakan pada pasien penderita penyakit ginjal. Walaupun masih banyak penelitian yang harus dilakukan, setidaknya para ilmuwan sudah menemukan sel punca berdiferensiasi yang baru. Sehingga dalam penelitian yang akan dilakukan tersebut, diharapkan akan muncul sel-sel punca berdiferensiasi baru lainnya yang mungkin akan berguna bagi pasien penderita penyakit lainnya.

Memang tidak bisa dipungkiri jika suatu pengobatan tidak memiliki efek sampingnya. Tetapi, efek samping dari pengobatan penyakit ginjal dengan menggunakan sel punca ini hanyalah sedikit. Risiko terbesarnya adalah munculnya GVHD (Graft Versus Host Disease). Yaitu ketika sel-sel tubuh penerima menyerang sel-sel punca dari luar tubuh penerima. GVHD ini berbeda dengan penolakan organ transplantasi.

Pada saat melakukan transplantasi, sel-sel darah putih mengira sel punca yang berasal dari luar tubuh adalah musuh, lalu sel darah putih tersebut akan menyerangnya. GVHD lebih banyak terjadi pada pasien yang sudah berusia tua. GVHD ini juga akan terjadi bila adanya ketidakcocokan antigen. Dan juga akan terjadi bila donor stem cell tidak 100 persen cocok. Tetapi, transplantasi masih bisa dilakukan jika tingkat kecocokannya 80 persen. Dengan kata lain, kita masih bisa mencari organ transplantasi lain yang memiliki tingkat kecocokan minimal 80 persen untuk menghindari munculnya GVHD. GVHD itu pun kebanyakan terjadi pada pasien yang sudah tua.  Penyakit GVHD ini masih bisa dikontrol.

Untuk efek samping berupa penolakan terhadap sel punca, memang ada, tetapi risiko terjadinya amat sangat kecil. Jika diperoleh dari keluarga penerima, kemungkinan penolakannya sekitar 1%. Jika diperoleh dari luar keluarga penerima, kemungkinannya hanya 3-5 persen. Jika Anda berpikir bahwa sel punca ini merugikan karena berpotensi menimbulkan efek samping, perlu diingat kembali bahwa setiap pengobatan pasti memiliki efek sampingnya. Semua itu tergantung tubuh kita untuk menolak atau menerima dari pengobatan yang ada.

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sel punca atau stem cell dapat mendukung untuk menggantikan organ maupun jaringan pada ginjal atau organ di tubuh lainnya yang telah mengalami kerusakan atau kegagalan. Sehingga bagi para pasien yang menderita penyakit ginjal, dapat mempertimbangkan lagi mengenai pengobatan yang dijalani untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut kepada ahli medis. Dan bagi para pembaca luas, diharapkan essai ini dapat menambah wawasan dan semangat para pembaca untuk mengembangkan pengobatan untuk penyakit ginjal maupun organ tubuh lainnya.

Sekian pembahasan saya mengenai jaringan pada kali ini. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan tulisan atau bahasa pada essai saya ini. Terima kasih telah membaca essai ini. Semoga membantu!

Silahkan beri komentar di kolom komentar untuk saya agar saya dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA :

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_punca Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

http://necturajuice.com/sel-punca-stem-cell/ Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

https://hellosehat.com/penyakit/penyakit-ginjal/ Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-kidney-disease/diagnosis-treatment/drc-20354527 Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

http://www.eurostemcell.org/kidney-disease-how-could-stem-cells-help Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4097822/ Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Podosit Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017

https://www.academia.edu/6803845/BAB_VIII_GANGGUAN_SISTEM_GINJAL_DAN_TRAKTUS_URINARIUS_PADA_LANJUT_USIA_TUJUAN_BELAJAR Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017

http://stemcell.ucoz.com/ Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017

https://health.detik.com/read/2013/05/20/072613/2250170/763/ini-efek-samping-transplantasi-stem-cell-yang-paling-banyak-dan-fatal Diakses pada tanggal 22 Oktober 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun