Agile.Â
Lincah. Cara bekerja startup menuntut lincah. Memang ada prosedur, tapi prosedur ini mengikat garis besarnya. Tapi detail bagaimana mereka menyelesaikan masalah, menjawab masalah dikerjakan dengan cepat dan tidak bertele-tele.Â
Dalam kantor konvensional kita berpikir hirarki. Ada direktur, manager, supervisor, leader team. Bahkan untuk satu keputusan kecil bisa butuh waktu lama menyelesaikannya.Â
Dengan pola agile, kita membaginya lebih mudah, karena task-based, atau objective based tadi. Maka bisa diselesaikan dengan cepat, dan tidak ada hirarki yang ribet.Â
Karena hirarki yang cenderung lebih sederhana, mungkin hanya ada direktur - team leader, maka faktor komunikasi menjadi hal penting, terutama open-communication (OC).Â
Dalam OC semua bisa bicara dengan mudah satu dengan yang lain, tanda ada kendala. Tidak ada kerumitan birokrasi. Maka dalam pola startup, kemungkinan semua orang bisa tahu masalah yang sama, dan bisa memikirkannya dan memberikan masukan secara bersama.Â
Semua lebih cepat karena tidak bergantung pada satu orang saja, meskipun tiap orang akan punya tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Semua lebih mengutamakan menyelesaikan masalah dengan kreatif, tanpa menunggu dan bergantung dengan lainnya.
SCRUM.Â
Dalam bekerja dalam tim, pola startup akan cenderung dibagi menjadi tim-tim kecil. Tim ini akan punya fokus dan targetnya masing-masing. Tapi semua saling berkaitan, bersinergi.Â