“Bukan, ini bukan kehendak Tuhan, Tuhan kau jadikan sebagai alasan dari semua ini. Yan, kau telah membuat aku menyia-nyiakan waktuku lima tahun hanya untuk mencarimu, kalau aku hanya mendapat jawaban ini darimu, sebenarnya kau masih mau denganku kan?” Di penghujung kalimatnya Bram melembutkan suaranya.
“Tidak mas, tekadku sudah bulat, walau ini bukan kehendak Tuhan tapi aku mau melayani-Nya dengan setulus hatiku, dan maafkan aku jika Mas merasa aku membuat waktu mas sia-sia selama lima tahun ini, hanya untuk mencari aku.”
“Jadi selama ini, kamu tidak ada sedikitpun rindu padaku?”
“Saya rindu, tapi tidak mengalahkan kerinduanku untuk melayani Tuhan.”
“Tuhan lagi, Tuhan lagi, itu hanya alasanmu kan?, sebenarnya apa masalahmu?, aku yakin kau punya masalah sebelumnya!”
“Tidak ada masalah, aku hanya ingin tinggal di sini, melayani Tuhan. Sudah terlalu sore bertamu, kami mau berdoa, aku mohon mas jangan tersinggung.”
“Kau mengusirku?”
“Mas yang mengatakannya, kalau mau mas bisa menunggu di sini sementara aku berdoa dulu.”
“Baiklah, aku akan pergi, besok aku datang lagi, lebih pagi. Biar waktumu banyak untukku.”
“Besok kami ada kegiatan, saya harap mas tidak usah datang lagi ke sini!”
“Kamu benar-benar tidak mau berjumpa denganku lagi?”