Mohon tunggu...
Tomson Sabungan Silalahi
Tomson Sabungan Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pembelajar!

Penikmat film dan buku!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggilan Hidup Yani

25 Juni 2016   23:46 Diperbarui: 27 Juni 2016   01:30 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Maafkan aku mas, tapi kita tidak boleh bersama lagi!”

“Kenapa?”

“Karna aku sudah menjdi suster, kau tentu sudah tahu apa artinya, ya kan?”

“Aku tahu, dan aku juga tahu, kau belum mengucapkan kaulmu kan?, kita masih bisa hidup bersama Yan”, kini Bram mengucapkannya dengan lembut sambil menggenggam tangan Yani.

“Sekarang namaku Suster Angelica, bukan Yani.”

“Aku tidak peduli namamu apa, yang kutahu kau adalah Yani kekasihku, walau jubah menyelubungimu.”

“Tidak mas, aku tidak kekasihmu lagi, aku sudah memutuskan untuk menjadi Biarawati, dan tidak akan menikah, aku mohon pengertian darimu!”

“Keputusanmu sepihak, hingga saat ini kita masih berstatus pacaran, kau masih kekasihku, belum ada kata putus dari mulut sipapun dari kita berdua.”

“Baik, sekarang kita PUTUS.”

“Putus, Oh… begitukah?, segampang itu kau mengatakannya?, setelah lima tahun aku mencarimu hingga aku hampir gila?” Bram melepaskan genggamannya dari tangan Yani, seolah tidak ada lagi harapan untuknya.

“Maafkan aku mas, bukan kehendakku, tapi Tuhan menghendakiku untuk hidup hanya untuk melayani-Nya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun