Ternyata, video tersebut tampaknya palsu. Lokasi pembuatannya memang mirip di area Grasberg tetapi dari wajah-wajah pekerja, logo helm, warna rompi, logo mobil, dan mobil ‘kadal’ ini bukan berada di tambang Freeport Papua. Bahkan sabuk berjalan yang berfungsi membawa hasil tambang tidak kutemukan didalam terowongan ini.
Pekerjanya pun kebanyakan dari Papua, Jawa, Sunda dan sedikit pekerja dari Filipina. Bahkan pekerja dari Papua mencapai 40% besarnya. Berbeda dengan video yang saya duga hoax tersebut kebanyakan berwajah bule/eropa.
Ada kesan yang mendalam ketika didalam terowongan saya menemukan adanya gereja dan masjid. Tidak saya sia-siakan kesempatan mencoba sholat didalam terowongan ini.
Saya memahami kerinduan menu seperti ini. Dari pengalaman makan di kantin karyawan Tembagapura, memang menu eropa ala restoran hotel bintang lima lebih banyak porsinya untuk dinikmati. Saya kira, lidah ala Indonesia masih susah jauh-jauh dari nasi, tempe dan masakan bumbu kacang seperti ini.
Terakhir, sebelum keluar meninggalkan terowongan ini, saya diajak bertemu beberapa karyawan tambang yang juga sama-sama pengkoleksi batu akik. Saya dihadiahi beberapa buah bahan batu akik.
Jelas ini sebuah hadiah yang sangat menceriakan saya. Harap maklum jenis akik diarea tambang ini rata-rata berjenis piruz atau akik badar dengan material yang tampak mengkilat ketika terkena cahaya.
Pemberian ini melengkapi koleksi bahan akik yang saya dapatkan sebelumnya di tengah-tengah terowongan. Saat itu saya berhenti sejenak mengambil sample atau contoh material batu sebelum diolah menjadi konsentrat untuk diolah pada tahap berikutnya.
Untuk video dokumentasi lengkapnya, silahkan klik link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=i6boJaDvXnk
Â