Mohon tunggu...
Hazmi SRONDOL
Hazmi SRONDOL Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Jika kau bukan anak Raja, bukan anak Ulama. Menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pengalaman Masuk ke Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia

9 September 2015   12:00 Diperbarui: 9 September 2015   23:54 10123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sedikit tertawa geli sebelum akhirnya dipelototi dan diingatkan agar tidak mengulang keisengan yang menurutnya tidak lucu ini. Hmm… Baiklah. Hehehe…

Setelah peralatan keselamatan lengkap terpasang, akhirnya kami naik kendaraan 4WD berwarna putih. Agak kagum juga dengan tipe kendaraan ini. Kendaraan bermerk Toyota Land Criuser seri J70 berkapasitas 4500 cc Diesel ini masih menjadi kuda pekerja pilihan dan mendominasi di perusahaan tambang ini.

Padahal jenis ini sudah ada sejak tahun 1984 dan sudah ada versi terbarunya yang lebih lembut penampilannya. Toyota Land Cruiser Prado atau jenis pick up double cabin seri terbaru lainnya yang sangat populer akhir-akhir ini seperti Ford Ranger atau Mistubishi Strada.

Saya menduga, spek kaku tetapi dengan mesin dan suspensi yang kokoh ala seri J70 ini belum ada yang mengalahkan kemampuannya dalam mendaki seperti area tambang Freeport di Grassberg ini.

Detik-detik pertama memasuki area tambang bawah tanah memang mendebarkan. Suasana sangat hening dan gelap. Pikiran saya mendadak teringat suasana didalam kubur. Entah mengapa, mendadak langsung merasa dekat dengan Tuhan karena banyaknya dzikir dalam hati.

Setelah beberapa ratus meter, mobil berhenti. Ada pintu dua lapis seperti area taman Safari yang harus dibuka tutup agar kendaraan bisa masuk. Cara membuka pintunya melalui tali yang terhubung pada saklar hidroliknya. Pintu-pintu ini ternyata berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara agar semua lorong merata aliran oksigennya. Disamping itu, juga terdapat dua kipas raksasa di mulut tebing gunung yang fungsinya mirip exhaust fan di rumah-rumah.

Air tampak menetes didinding terowongan sehingga mengakibatkan jalanan terowongan menjadi becek. Ketika saya coba tanyakan asal muasal air ini kepada staff Freeport yang menghantar kami, ternyata air ini berasal dari cekungan ujung gunung Grasberg.

Rekan saya yang bertugas membawa kamera untuk mendokumentasikan perjalanan ini sampai terheran pada dirinya sendiri. Sebagai seorang pendaki gunung, selama ini ia sudah pernah berada di berbagai puncak gunung dan kali ini, baru merasakan berada dalam perut gunung.

Selama perjalanan didalam terowongan, saya sempat bertemu beberapa “tikus tanah” atau sebutan yang dibuat sendiri oleh para pekerja tambang underground ini. Disitulah saya baru paham, sempat terdengar suara “biiip-biiip” didalam kendaraan sesaat bertemu para tikus tanah ini. Suara yang dihasilkan dari alat mirip ‘peples’ yang terpasang dipinggang ini.

Sesekali saya juga bertemu beberapa mesin pembawa batuan tambang yang bisa berbelok 90 derajat. Sebuah kendaraan yang selanjutnya saya ketahui tidak ada sopir manusianya langsung. Mesin ini ternyata dikendalikan secara remote dari gedung yang tak jauh dari ruang tempat presentasi sebelumnya.

Keberadaan mesin yang disebut oleh pekerja Freeport mirip kadal ini membuat saya teringat sebuah video tentang tambang bawah tanah Freeport yang diunggah di youtube.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun