Saya sedikit tertawa geli sebelum akhirnya dipelototi dan diingatkan agar tidak mengulang keisengan yang menurutnya tidak lucu ini. Hmm… Baiklah. Hehehe…
Setelah peralatan keselamatan lengkap terpasang, akhirnya kami naik kendaraan 4WD berwarna putih. Agak kagum juga dengan tipe kendaraan ini. Kendaraan bermerk Toyota Land Criuser seri J70 berkapasitas 4500 cc Diesel ini masih menjadi kuda pekerja pilihan dan mendominasi di perusahaan tambang ini.
Padahal jenis ini sudah ada sejak tahun 1984 dan sudah ada versi terbarunya yang lebih lembut penampilannya. Toyota Land Cruiser Prado atau jenis pick up double cabin seri terbaru lainnya yang sangat populer akhir-akhir ini seperti Ford Ranger atau Mistubishi Strada.
Saya menduga, spek kaku tetapi dengan mesin dan suspensi yang kokoh ala seri J70 ini belum ada yang mengalahkan kemampuannya dalam mendaki seperti area tambang Freeport di Grassberg ini.
Setelah beberapa ratus meter, mobil berhenti. Ada pintu dua lapis seperti area taman Safari yang harus dibuka tutup agar kendaraan bisa masuk. Cara membuka pintunya melalui tali yang terhubung pada saklar hidroliknya. Pintu-pintu ini ternyata berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara agar semua lorong merata aliran oksigennya. Disamping itu, juga terdapat dua kipas raksasa di mulut tebing gunung yang fungsinya mirip exhaust fan di rumah-rumah.
Air tampak menetes didinding terowongan sehingga mengakibatkan jalanan terowongan menjadi becek. Ketika saya coba tanyakan asal muasal air ini kepada staff Freeport yang menghantar kami, ternyata air ini berasal dari cekungan ujung gunung Grasberg.
Rekan saya yang bertugas membawa kamera untuk mendokumentasikan perjalanan ini sampai terheran pada dirinya sendiri. Sebagai seorang pendaki gunung, selama ini ia sudah pernah berada di berbagai puncak gunung dan kali ini, baru merasakan berada dalam perut gunung.
Selama perjalanan didalam terowongan, saya sempat bertemu beberapa “tikus tanah” atau sebutan yang dibuat sendiri oleh para pekerja tambang underground ini. Disitulah saya baru paham, sempat terdengar suara “biiip-biiip” didalam kendaraan sesaat bertemu para tikus tanah ini. Suara yang dihasilkan dari alat mirip ‘peples’ yang terpasang dipinggang ini.
Sesekali saya juga bertemu beberapa mesin pembawa batuan tambang yang bisa berbelok 90 derajat. Sebuah kendaraan yang selanjutnya saya ketahui tidak ada sopir manusianya langsung. Mesin ini ternyata dikendalikan secara remote dari gedung yang tak jauh dari ruang tempat presentasi sebelumnya.
Keberadaan mesin yang disebut oleh pekerja Freeport mirip kadal ini membuat saya teringat sebuah video tentang tambang bawah tanah Freeport yang diunggah di youtube.