Mohon tunggu...
Sri Yulia Kartika
Sri Yulia Kartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan dan Bagaimana Kondisinya di Era Digital

22 Maret 2023   16:50 Diperbarui: 22 Maret 2023   16:54 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan pencatatan dan penetapan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, per Juni 2020 tercatat bahwa terdapat 9.770 warisan budaya tak benda dan 1.086 diantaranya telah ditetapkan. Data yang dicatat dan ditetapkan tersebut hanya berupa warisan budaya tak benda saja, sedangkan Indonesia juga memiliki warisan budaya benda yang tentu jumlahnya tidak kalah banyak.

Mengenai pengaruh positif dari kehadiran era digital terhadap kondisi kebudayaan terletak pada kemampuan digitalisasi kebudayaan. Digitalisasi kebudayaan dapat diartikan pendayagunaan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengembangkan daya guna di bidang kebudayaan, khususnya pada aspek pendokumentasian, pengelolaan, penyebarluasan informasi serta pengetahuan dari unsur-unsur kebudayaan.

Meski begitu pada waktu yang bersamaan, era digital juga memberikan pengaruh negatif terhadap kondisi kebudayaan sehingga menjadi sebuah tantangan tersendiri di kehidupan manusia pada era digital saat ini. Bergesernya bentuk-bentuk kesenian tradisional karena munculnya budaya asing menjadi tantangan pertama yang mesti dihadapi. 

Di era digital ini memudahkan budaya asing untuk masuk ke Indonesia dan dengan mudahnya diterima oleh masyarakat. Hal tersebut tampak pada banyaknya penggemar budaya westen, budaya Korea, budaya Jepang dan budaya asing lainnya di Indonesia. Jarangnya ditemui pertunjukkan budaya tradisional seperti Tanjidor, Gambang Kromong menjadi bukti kebudayaan tradisional sedang mengalami pergeseran dan pasang surut.

Bentuk tantangan lainnya dapat berupa ancaman perubahan tata nilai pada kehidupan masyarakat. Budaya gotong royong, senyum sapa salam ketika bertemu orang lain, ramah tamah menjadi bagian dari tata nilai budaya pada masyarakat Indonesia yang hingga saat ini masih dilakukan. 

Meski begitu, kini dengan kehadiran digital membuat banyak masyarakat yang cenderung memilih menghabiskan sebagian waktunya didepan gadget dan komputer dibandingkan bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Sehingga menyebabkan masyarakat bersikap individualisme dan akan memungkinkan terancam hilangnya nilai-nilai budaya tersebut apabila dilakukan secara berkepanjangan.

Untuk itu, sebagai generasi z yang hidup di era digital kita tidak bisa diam saja melihat fenomena-fenomena tersebut yang mengancam kondisi kebudayaan Indonesia. Sebagai generasi muda kita mesti bergerak membawa perubahan baik agar kebudayaan Indonesia tetap eksis di era digital ini. Bentuk pergerakan agar kebudayaan tetap eksis dapat dimulai dengan melaksanakan pelestarian budaya di era digital.

Upaya pelestarian budaya di era digital tentu tidak lepas dari memanfaatkan teknologi digital yang telah ada. Hal tersebut dikarenakan pada masa sekarang ini kita tidak lepas dari digital, sehingga mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, digital tidak akan dapat dihindari. Kita sebagai manusia mesti memanfaatkan kehadiran digital dengan saksama sebelum digital yang memanfaatkan manusia.

Menggunakan teknologi digital guna mengembangkan pariwisata menjadi salah satu bentuk upaya pelestarian kebudayaan yang dapat dilakukan. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kebudayaan di Indonesia sangat beragam sehingga banyak dijadikan tempat atau objek wisata karena menarik perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pengembangan pariwisata melalui teknologi digital dapat dilakukan dengan cara mempromosikan kebudayaan Indonesia di media sosial melalui foto-foto menarik yang diunggah di platform media sosial tersebut.

Upaya pelestarian yang kedua dapat dengan cara memperkenalkan dan memasarkan produk kebudayaan khas pada masing-masing daerah. Produk kebudayaan yang dimaksud dapat berupa pakaian, alat musik, senjata, tarian dan sebagainya. 

Di era digital ini trend fashion dengan cepat mengalami perubahan sehingga memperkenalkan batik, kain tenun ke kancah internasional mesti dilakukan agar kebudayaan Indonesia tetap eksis diantara maraknya arus digitalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun