Mohon tunggu...
SRIYATI -
SRIYATI - Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Harapan dan Tantangan Industri Bauksit dan Smelter Alumina

23 Juni 2015   23:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tantangan dalam Mewujudkan Impian

Berdasar pengamatan dalam pendahuluan di atas, dapat ditarik benang merah penyebab dari munculnya masalah, yang sekaligus menjadi tantangan untuk kita semua, yaitu:

  1. Menjelang masa-masa tenggang diperbolehkannya ekspor bauksit, sebagian perusahaan tambang memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan jumlah produksinya dan melakukan ekspor besar-besaran, sehingga naik 500% dalam kurun waktu tiga tahun. Hal ini menunjukkan sifat mementingkan diri sendiri lebih besar daripada kepentingan bangsa dan negara.  Tantangan bagi kita (seluruh warga negara Indonesia) adalah, mampukah kita menghindari sifat lebih mementingkan diri sendiri daripada kepentingan bangsa?
  2. Kekhawatirkan lain yang muncul apabila larangan ekspor sudah diberlakukan dan harga bauksit di pasaran dunia merangkak naik adalah terjadinya penyelundupan bauksit yang akhirnya tidak menguntungkan bagi perkembangan pertambangan di Indonesia. Sekali lagi, tantangan bagi pihak eksportir adalah mampukah mengendalikan hawa nafsu dan berpikiran positif terhadap pemberlakuan larangan ekspor?  Tantangan untuk pemerintah adalah mampukah mengambil kebijakan yang berpihak pada kepentingan bangsa, bukan kepentingan diri atau golongan?
  3. Mengingat pelarangan ekspor bauksit begitu mendadak, bagaimana dengan nasib pemilik IUP bauksit yang saat ini sebagian besar telah beroperasi, akan dikemanakan produksi mereka? Sementara itu mereka tidak/belum memiliki rencana pembangunan smelter karena terkendala besarnya investasi.
  4. Kerjasama dengan investor luar negeri, hendaknya murni demi kepentingan bangsa. Kerja sama dengan pihak luar negeri bebas dari kepentingan politik.
  5. Adanya larangan ekspor, untuk sementara berakibat pada ratusan orang kehilangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi daerah akan berjalan lambat, pendapatan daerah/pusat dan masyarakat juga menurun. Indonesia akan kehilangan potensi ekspor sebanyak 20% (sekitar US$46 miliar) dari target yang sudah ditetapkan. Sudahkah pemerintah siap menerima keadaan ini dengan menyiapkan rencana guna mengatasinya?
  6. Mampukah pemerintah atau perusahaan-perusahaan besar dalam industri bauksit menyediakan tenaga ahli profesional, terutama tenaga kerja dalam negeri guna mendongkrak keterlambatan Indonesia dalam industri smelter   Mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri dalam jangka waktu tertentu guna melatih tenaga dalam negeri atau sementara calon-calon tenaga ahli dalam negeri dalam masa pendidikan.
  7. Apa yang telah diprogramkan pemilik IUP dalam pengolahan bauksit menjadi alumina sebagai bahan baku pembuatan aluminium? Berdasar pengalaman kurang menyenangkan sebelumnya, mampukah mereka mengembangkan ke arah yang lebih baik segala peraturan negara?

 

Upaya Mengatasi Kendala

  1. Lahirnya peraturan baru hendaknya segera ditanggapi, apabila kurang sesuai selesaikan sesuai jalurnya, tidak perlu sampai terjadi bentrokan, apalagi tanggapan dari pemerintah kurang sesuai dengan kepentingan pribadi, mulailah dengan berpikir ke arah yang lebih luas, yaitu kepentingan masyarakat atau bangsa. Kewajiban dalam peraturan haruslah segera dipenuhi, dimungkinkan akan muncul kewajiban lain yang masih berkaitan.  Kewajiban melakukan pengolahan dan pemurnian bauksit, jika dicermati telah ada pada          PP No. 23 tahun 2010, disusul Permen ESDM No. 7 tahun 2012, pasal 21 menyebutkan bahwa pemerintah melarang bahan tambang mentah untuk di ekspor dan akhirnya pada Permen ESDM No. 1 tahun 2014 muncul pelarangan ekspor bauksit.  Memang seperti mendadak, tapi (sepertinya) merupakan kewajiban lanjutan dari pengolahan dan pemurnian bauksit dan dampak dari eksploitasi bauksit besar-besaran.
  1. Meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan penambangan bauksit di daerah bekerja sama dengan berbagai pihak terkait di daerah seperti Distamben, Dishub, Bea Cukai, Adpel, Pelindo dan lain-lain untuk mengatasi kemungkinan adanya penyelundupan.
  2. Apabila perusahaan tambang mengalami kesulitan dalam melakukan pengolahan sendiri, disarankan untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan lainnya sehingga pengolahan dan pemurnian dapat lebih mudah dilaksanakan.
  3. Kerjasama pemerintah dengan perusahaan luar negeri yang lebih memang merupakan terobosan besar dalam agar segera terlaksananya pembangunan industri smelter alumina, tetapi kita harus ekstra hati-hati dengan niatan lain dari penjajahan model sekarang.  Perlu pengawasan ketat dari berbagai pihak dan pemerintah harus bersifat terbuka.
  4. Akibat dari pelarangan ekspor bauksit akan segera tertanggulangi dengan dibangunnya proyek-proyek pengolahan dan pemurnian bauksit, bahkan diharapkan pertumbuhan ekonomi jauh semakin  baik.  Untuk itu harus ada penanganan khusus yang menangani percepatan pembangunan dan penambahan pabrik pengolahan dan pemurnian.
  5. Segera menindaklanjuti adanya peraturan baru, jika perlu yang bersangkutan dapat bergerak ke arah yang lebih maju (baik) dibanding isi peraturan, karena peraturan berfungsi sebagai batas minimal. Misal, sementara ini ada pelarangan ekspor bijih bauksit menjadi ramai dibicarakan, sementara itu ada perusahaan yang dalam penyelesaian pembangunan pabrik alumina juga berencana, bekerja sama perusahaan lain melakukan ekspansi dengan membuat pelabuhan guna memudahkan pendistribusian hasil olahan.
  1. Mengikutsertakan putra-putri Indonesia dalam mengolah bahan mentah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, dan lama kelamaan mereka dapat mengambil alih tenaga asing, yang merupakan salah satu prasyarat bagi kita untuk menjadi bangsa yang mandiri, dan   Dan akhirnya, diharapkan Indonesia menjadi milik kita sepenuhnya.  Semoga.

 

Daftar Pustaka

Amazine. 2015. Manfaat Aluminium: 5 Contoh Kegunaan Aluminium. Artikel. Diunduh dari www.amazine.co/18160/manfaat-aluminium-5-contoh-kegunaan-luminium/ pada 16 Juni 2015.

Felicitas, Shintya. 2015. Agar Tak Bergantung pada Asing, Indonesia Perlu Produksi Alumina Sendiri. RBTH Indonesia. Diunduh dari indonesia.rbth.com/economics/2015/05/27/agar_tak_bergantung _pada_asing_indonesia_perlu_produksi_alumina_sendiri_sec_28021_html pada 19 Juni 2015.

Kemenperin. 2013. Kongsi Tiga Perusahaan bangun Smelter Alumina. Berita Industri. Diunduh dari www.kemenperin.go.id/artikel/6711/Kongsi-Tiga-Perusahaan-Bangun-Smelter-Alumina pada 19 Juni 2015.

Kemenperin. 2014. Harita Group Investasi Smelter Rp 10 Triliun. Berita Industri. Diunduh dari www.kemenperin.go.id/artikel/6709/Harita-Group-Investasi-Smelter-Rp-10-Triliun pada 19 Juni 2015.

Kemenperin. 2014. Smelter Bauksit akan Dibangun di Kalbar. Berita Industri. Diunduh dari www.kemenperin.go.id/artikel/6711/Smelter-Bauksit-Akan-Dibangun-di-Kalbar pada 19 Juni 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun