Sudah hampir dua bulan, seekor kucing betina bewarna kuning putih muncul di depan rumahku. Tepatnya di luar pagar. Ia tidak berani masuk halaman, karena kucingku bernama Owi, cukup garang. Owi selalu patroli. Jangankan kucing, anjing saja diburu sama betina gesit ini.
Suatu pagi, aku mendengar suara seorang ibu muda kaget, "Ya Allah, ini kucing kok mengejar anjing? Suara tetangga, satu perumahan dari gang sebelah. Setiap pagi ia mengantar anaknya ke sekolah dengan motor.
Aku tersenyum, sifat Owi memang mengejutkan dan membuat heran. Begitulah Owi, harimau kecil bewarna belang coklat. Setiap ada kucing yang datang atau dibuang dekat rumah dipastikan tidak akan betah dan pergi.
Owi menjadi kucing penjaga rumah yang selalu siaga. Bukan hanya dari anjing dan kucing lain, ular saja berani ia tantang. Sudah beberapa kali ular mati ditemukan di halaman. Meskipun tidak besar, tapi bagi seekor kucing itu prestasi luar biasa.
Selain ular, Owi juga memburu kalajengking dan lipan. Suatu subuh, ketika buka pintu ada kalajengking mati tergeletak. Belum lagi burung dan tikus yang dipamerkan di teras rumah itu sudah biasa. Owi dan saudaranya pemangsa hebat.
Kembali lagi pada kucing betina yang cantik dan manja yang datang ke rumah. Sebenarnya aku suka dengannya. Hanya saja ia tidak bisa lebih dekat. Aku dan suami hanya bisa memberinya makan di seberang jalan dan di luar pagar.
Kucing itu dipanggil Ubuik. Nama jelek dari Pushbut. Panggilan ini diambil dari tokoh sebuah film animasi yang berjudul 'Push in Both'. Push Both, tokoh kucing dalam film tersebut terkenal layaknya aktor Zorro, film yang diperankan oleh Aantonio Banderas. Aktor ini menjadi pengisi suara kucing oren sang jagoan. Film ini seri keduanya telah hadir, silahkan baca ulasannya di sini.
Panggilan Pushbut awalnya ketika ada seekor kucing kuning putih yang dimiliki oleh salah satu tukang perumahan. Menurut tukang muda yang memelihara Pushboth, ia adalah kucing jinak dan setia.
Seiring berjalannya waktu, tukang yang bekerja selesai. Kucing tersebut, pun berpindah tuan. Aku dan suami menyukai dan memeliharanya.
Dialah bernama Pushbut. Karena pertarungan dunia kucing yang kejam, Pushbut yang berbadan kecil sering menjadi sasaran perlawanan musuhnya. Hingga akhirnya ia uzur dan pergi.
Saat itu, selain Pushbut, ada juga seekor kucing betina kecil yang dibuang di halaman. Inilah kucing betina gesit yang merupakan induk Owi yang diberi nama Kibot. Ketangkasan Owi menurun dari sifat induknya yang juga mampu membunuh ular.
Dalam pada itu, ada juga kucing yang datang dengan warna sama tetapi jahat. Ia sering menyerang saudara senior Owi yang jantan. Kesal dengan kucing tersebut, sehingga dinamai Ubuik. Sebagai nama jengkel. Sejak itu setiap ada kucing bewarna kuning putih pasti dinamai Ubuik. Nama itu melekat hingga sekarang untuk setiap kucing bewarna senada. Haha.
Kembali ke cerita semula tentang kucing bewarna kuning putih yang cantik yang dipanggil Ubuik. Suatu petang, aku ingin memberi makan Ubuik yang selalu menunggu di luar pagar. Ia selalu was-was karena Owi sewaktu-waktu menyerang dan mengusirnya, tetapi ia tidak pernak kapok.
Saat aku keluar, seorang pria berusia empat puluhan berhenti di depan pagar. Ia menggendong Ubuik dan berkata, "Di sini kamu ternyata, Manis. Sudah dicari kemana-kamana, tapi tidak temukan." Laki-laki itu memeluk Ubuik, tapi ia tidak lagi bersahabat. Agaknya lupa.
"Ini kucing, Bapak?" tanyaku ikut senang melihat seseorang yang terharu menemukan kucing yang hilang.
"Iya, kami baru pindah, tetapi Manis menghilang." Ia menunjukkan perumahan yang cukup jauh dari kami jika berjalan kaki, meskipun satu RT.
"Oh pantes, Pak. Saya kira kucing dari gang sebelah, tapi heran kok seperti gak dikasih makan dan malah betah di depan sini," jawabku.
Aku juga menceritakan bagaimana Ubuik hadir. Bapak itu sedih melihat kucingnya tak bertempat lagi. Pria itu berkata bahwa ia tidak lupa warna kucingya. Ia juga sedih melihat kondisi Ubuik yang sudah kucel. Maklumlah, ia disini dikejar banyak kucing baik jantan atau betina.
Kemudian ia berulang-ulang memanggil nama Manis. Aku tidak menceritakan panggilan yang  diberikan. Pasti jelek dunk menurut yang punya, hehe.
Selesai Ubuik makan, sepertinya ia tidak mau ikut pria itu. Lelaki itu sedih, karena kucingnya sudah lupa. Aku dan suami juga membantu pria itu membawa Ubuik dengan menyediakan kartun dan isolasi. Ubuik tetap berontak.
Aku menyarankan kepadanya untuk menjemput nanti dengan membawa kandang. Sepertinya ia ingin segera membawa langsung. Aku meyakinkan untuk tidak khawatir, setiap hari Ubuik hadir dan diberi makan.
Dengan agak keberatan bapak itu setuju. Ia kembali berjalan ke motornya. Dari punggungnya aku melihat ia membuka kaca mata dan mengusap kedua bola matanya. Sepertinya menangis. Ia senang menemukan kucing kesayangan, atau sedih kucingnya lupa dengan tuan.
Keesokan pagi aku tidak melihat lagi Ubuik dengan suara manjanya di seberang pagar menunggu makan, begitu juga sore. Dua hari berlalu ada juga kerinduan dengan Ubuik yang selalu bernyanyi menugguku pulang dari kantor atau melepasku pergi bekerja.
Empat hari berikutnya, ketika pulang kantor, Ubuik muncul seperti sebelumnya. Kaget melihat datang. Apa yang terjadi, apakah ia kabur dari rumah tuannya, atau bapak itu menyerah memelihara Ubuik yang inign kembali ke sini?
Hingga tulisan ini dibuat, Ubuik masih datang setiap pagi dan sore. Seperti biasa aku dan suami memberinya makan di luar pagar. Meski sesekali Owi suka menghajar Ubuik, tidak membuatnya jenuh. Kucing yang tangguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H