Mohon tunggu...
SRI WARDANI
SRI WARDANI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan MC

Suka Menulis, MC pemerintahan. Pernah menjadi Presenter di stasiun TV lokal. Meraih Juara II MC antar instansi Provinsi Riau (2014). Juara I lomba cerpen Penerbit Kertas Sentuh, Juara II Lomba Cerpen Penerbit Prospect. Juara III lomba Dongeng Tianisa Bookstore, Juara Harapan I Lomba cerpen The Journalish Publishing, Peringkat 5 lomba Cerpen Horor Tinta Misteri. Meraih 10, 20, 30, 50 besar lomba cerpen dan puisi lainya. Karya puluhan buku antologi fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Begini Kucing Berani

29 Januari 2023   14:29 Diperbarui: 29 Januari 2023   14:53 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat itu, selain Pushbut, ada juga seekor kucing betina kecil yang dibuang di halaman. Inilah kucing betina gesit yang merupakan induk Owi yang diberi nama Kibot. Ketangkasan Owi menurun dari sifat induknya yang juga mampu membunuh ular.

Dalam pada itu, ada juga kucing yang datang dengan warna sama tetapi jahat. Ia sering menyerang saudara senior Owi yang jantan. Kesal dengan kucing tersebut, sehingga dinamai Ubuik. Sebagai nama jengkel. Sejak itu setiap ada kucing bewarna kuning putih pasti dinamai Ubuik. Nama itu melekat hingga sekarang untuk setiap kucing bewarna senada. Haha.

Kembali ke cerita semula tentang kucing bewarna kuning putih yang cantik yang dipanggil Ubuik. Suatu petang, aku ingin memberi makan Ubuik yang selalu menunggu di luar pagar. Ia selalu was-was karena Owi sewaktu-waktu menyerang dan mengusirnya, tetapi ia tidak pernak kapok.

Saat aku keluar, seorang pria berusia empat puluhan berhenti di depan pagar. Ia menggendong Ubuik dan berkata, "Di sini kamu ternyata, Manis. Sudah dicari kemana-kamana, tapi tidak temukan." Laki-laki itu memeluk Ubuik, tapi ia tidak lagi bersahabat. Agaknya lupa.

"Ini kucing, Bapak?" tanyaku ikut senang melihat seseorang yang terharu menemukan kucing yang hilang.

"Iya, kami baru pindah, tetapi Manis menghilang." Ia menunjukkan perumahan yang cukup jauh dari kami jika berjalan kaki, meskipun satu RT.

"Oh pantes, Pak. Saya kira kucing dari gang sebelah, tapi heran kok seperti gak dikasih makan dan malah betah di depan sini," jawabku.

Aku juga menceritakan bagaimana Ubuik hadir. Bapak itu sedih melihat kucingnya tak bertempat lagi. Pria itu berkata bahwa ia tidak lupa warna kucingya. Ia juga sedih melihat kondisi Ubuik yang sudah kucel. Maklumlah, ia disini dikejar banyak kucing baik jantan atau betina.

Kemudian ia berulang-ulang memanggil nama Manis. Aku tidak menceritakan panggilan yang  diberikan. Pasti jelek dunk menurut yang punya, hehe.

Selesai Ubuik makan, sepertinya ia tidak mau ikut pria itu. Lelaki itu sedih, karena kucingnya sudah lupa. Aku dan suami juga membantu pria itu membawa Ubuik dengan menyediakan kartun dan isolasi. Ubuik tetap berontak.

Aku menyarankan kepadanya untuk menjemput nanti dengan membawa kandang. Sepertinya ia ingin segera membawa langsung. Aku meyakinkan untuk tidak khawatir, setiap hari Ubuik hadir dan diberi makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun