Sunat pada perempuan, organ intimnya diapain?
Ada perbedaan cara sunat pada perempuan, tergantung tradisi dan wilayahnya.
Empat jenis sunat pada perempuan yang biasa dipraktikan, seperti dilansir dari bbc adalah :
1. Klitoridektomi, ini adalah pengangkatan keseluruhan atau sebagian klitoris yang peka dan kulit di sekitarnya.
2. Eksisi, Pengangkatan sebagian atau keseluruhan klitoris disamping pengangkatan labia minora atau liputan kulit di bagian dalam di sekeliling vagina.
3. Infibulasi. Pemotongan dan perubahan letak labia minora dan labia majora, lipatan kulit bagian luar di sekeliling vagina. Ini sering kali melibatkan jahitan yang meninggalkan hanya sebuah lubang kecil. Praktik ini bukan hanya sangat menyakitkan dan berbahaya, tetapi juga berisiko infeksi yang terus berlangsung
4. Praktik ini melibatkan tindakan menyakitkan seperti penusukan, penorehan, penggoresan atau pembakaran klitoris atau alat kelamin.
Di Afrika, umumnya sunat perempuan masih dilakukan secara FGM, sebuah teknik menghilangkan secara total atau sebagian dari organ genitalia eksterna wanita.
Cara sunat yang dilakukan di Afrika tersebut disoroti oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena dinilai terlalu berbahaya.
Di Indonesia, sunat pada perempuan dianjurkan tapi juga tidak diwajibkan dan tidak boleh dilakukan secara sembarangan, ketentuannya telah diatur dalam permenkes.
Dalam islam, sunat pada perempuan berbeda dengan FGM.
Praktik sunat pada perempuan dilakukan dengan tujuan membersihkan area tertentu disekitaran organ intim perempuan agar tidak menimbulkan penyakit seksual bagi diri sendiri maupun pada pasangannya.
Dengan disunat berarti smegma atau kotoran berwarna putih di klitoris dibersihkan. Tindakan ini minim pelukaan dan rasa sakit.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa sunat pada perempuan bertujuan untuk membuka tudung klitoris agar perempuan bisa merasakan kepuasan seksual ketika berhubungan intim suami istri.
Menurut kementerian kesehatan di Indonesia, sunat perempuan adalah tindakan menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris, tanpa melukai klitoris dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu.