Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyusuri Curug, Kampung, dan Hutan di Hari Natal

26 Desember 2024   07:06 Diperbarui: 26 Desember 2024   19:26 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Tjibarani yang teratur dan bersih. Dokpri

Perjalanan kami berakhir di Babakan Siliwangi, hutan kota yang menjadi paru-paru Bandung. 

Di tengah teduhnya pepohonan, kami melangkah perlahan. Suasana cukup ramai, banyak pengunjung.

Namun ada tempat dimana masih terdengar suara burung bercampur dengan gemerisik daun menciptakan simfoni alam yang menenangkan, seperti alunan "Silent Night" dalam versi yang berbeda.

Suasana hutan kota Babakan Siliwangi. Dokpri
Suasana hutan kota Babakan Siliwangi. Dokpri
Hutan kota ini adalah sebuah ruang perenungan. Menurut cerita warga, tempat ini dulunya adalah wilayah sakral yang dihuni oleh penjaga alam.

Kini, meskipun menjadi ruang publik, mitos itu tetap hidup. Menciptakan rasa hormat terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kita.

Di Babakan Siliwangi, rasa nyeri di lutut saya kembali menyapa. Perjalanan ke Curug Dago yang menuruni jalur berbatu menjadi pemicunya. Nyeri ini adalah pengingat bahwa tubuh memiliki batas.

Namun, di sisi lain, ia juga adalah tanda dari perjalanan yang berhasil kami lewati. Sebuah perjalanan yang tak hanya menguji fisik, tetapi juga mendekatkan kami pada alam dan diri sendiri.

Ketika kami akhirnya keluar dari hutan kota, langit Bandung mulai mendung. Setiap langkah yang kami lalui terasa seperti fragmen dari sebuah cerita besar.

Cerita tentang harmoni, tentang keterhubungan, persahabatan dan tentang melampaui batas diri. Lutut saya pasti sembuh, dan ingatan akan perjalanan ini akan tetap abadi.

"Ikutilah ritme alam, rahasianya adalah kesabaran." -- Ralph Waldo Emerson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun