Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sarung Pertama dan Terakhir Buat Cecep

14 Mei 2020   15:24 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:35 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah memberinya masker dan alat-alat kebersihan, bu Mardi memberi instruksi pekerjaan apa saja yang harus dilakukan mak Ijah hari itu. Mak Ijah begitu bersemangatnya mengerjakan semua perintah bu Mardi, karena dalam hatinya kepikiran akan mendapatkan duit buat beli sarung Cecep. Walau dalam keadaan berpuasa mak Cecep tidak sekali pun mengeluh dan bermalas-malasan. Semua dikerjakan dengan cepat sehingga saat adzan Dhuhur terdengar semua pekerjaannya suah selesai dengan baik.

Bu Mardi pun memberikan sejumlah uang, beras, mi dan beberapa pakaian yang masih baru pada mak Ijah. Betapa gembiranya setelah dia tahu kalau pakaian yang berikan itu ada selembar kain sarung kecil yang masih bagus. Mak Cecep berterimakasih banyak sambil meneteskkan air mata.

" Kenapa mak, kok malah menangis. Itu sarung cucu saya masih baru tapi dia tidak suka maunya yang motif lain. Daripada tidak dipakai biar pakai Cecep saja. "

" Saya bersyukur sekali,Bu. Karena dari kemarin Cecep minta sarung , saya tidak bisa membelikannya."

"Iya. Alhamdulillah semoga Cecep suka, dan jadi rajin ke Masjid".

" Terima kasih sekali, Bu. Saya pulang dulu ya.."

Mak Cecep segera pulang ke rumah, berharap Cecep sangat senang dengan sarung yang diberikan bu Mardi.

Sampai di gang masuk ke rumah kontrakannya ramai betul, semakin dekat dengan rumah semakin ramai ada mobil polisi dan ambulance juga di depan gang. Hati Mak Ijah  berdebar keras, ia ingat peristiwa kala suaminya jatuh dari tempat kerja dan meninggal dunia, situasinya persis seperti itu sekarang.  Rasanya tak sanggup lagi Mak Ijah  melangkah, kala melihat pintu masuk rumahnya penuh dengan orang.

" Ini ..emaknya sudah pulang" kata seseorang yang melihat kedatangannya.

" Ada apa ini.." Kata Mak Ijah  keras ketika melihat dua polisi membawa jenazah bocah masuk ke dalam rumahnya.

" Mak..tenangkan saja dulu, ya. Ini  Cecep dan Tiur tadi main di sungai dan Cecep tenggelam, kami terlambat menolongnya. Akhirnya tidak terselamatkan, hanya Tiur yang selamat sekarang masih di Rumah Sakit" Sahut seseorang yang mengetahui kalau itu orang tua dai anak yang tadi tenggelam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun