Dua buah tengkorak manusia kecil dan sisa tulang belulang ada di antara kayu-kayu yang bersandar di dinding tersebut. Kami kaget, dan segera menghubungi pihak keamanan setempat.
Ternyata kata tetangga dulu pemilik tambang yang tinggal di situ pernah kehilangan putranya. Sang pemilik sempat menanyakan pada tetangga, apa putranya bermain keluar?
Namun belum sempat putranya ketemu, keluarga tersebut segera pindah meninggalkan rumah itu karena polisi terus memburu para pemilik tambang liar. Jadi keluarga tersebut tidak sempat menemukan putranya, yang saat itu bermain di tumpukan kayu ulin dan mungkin mereka ketimpa kayu jadi tak bisa keluar, tidak mendapat pertolongan  segera akhirnya dua bocah itu meninggal tanpa ketahuan.
Sejak ditemukannya dua tengkorak manusia beserta tulang belulangnya, kami membersihkan lagi setiap sudut rumah. Bahkan kami sempat menemukan sekelompok lipas, kalajengking. Bahkan seekor ular yang cukup besar pernah mendatangi, pada waktu saya hendak mandi sore menjelang Maghrib tiba. Semua kami bersihkan sendiri dengan doa-doa semampu kami.
Alhamdulillah sejak itu, rumah jadi nyaman, tenang tak ada gangguan lagi. Sampai kami harus meninggalkan rumah tersebut, karena memutuskan untuk pulang kembali ke Jawa setelah suami kena PHK di tempat kerjanya.
Malam sebelum kami berangkat suara tangis merengek-rengek muncul, entah dari mana karena listrik padam. Jadi gelap sekali.
Kudus, 31 Agustus 2019
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H