Namun keinginannya itu tidak diijinkan oleh suaminya.
“ Sudahlah Bu…melayani pesanan-pesanan saja kita sudah kewalahan, buat apa membuka toko, karena mungkin tak lama lagi kita juga harus pindah “
“ Pindah kemana Pak…kalau pindah bagaimana dengan langgananku, nanti di tempat yang baru kita harus mulai lagi dari nol “
“ Belum tahu Bu…tergantung Bos, karena kantor cabang yang di Tanjung berkembang pesat dan membutuhkan perhatian khusus “
Maka tak lama setelah itu mereka pindah ke kota Tanjung Tabalong.
Â
Bersambung….
Â
Kudus, 17 Maret 2016
'salam fiksi'
Dinda pertiwi