ku sungguh malu ibu...karena surat cintaku yang pertama engkau pula yang membaca...
dengan senyum simpulmu.....sudah membuat aku merasa kegeeran tentang surat itu.
dan......engkau yang membuat batasannya saat itu...
ibu.....padamu tempat aku mendiskusikan segala hal dalam fase hidupku...
hingga aku lupa bila sesungguhnya engkau bukan ibu kandungku...
dan aku tetap saja egois...bila engkau bagi perhatianmu pada putra-putri kandungmu...
maafkan aku ibu.....betapa sulitnya posisimu saat itu..
terima kasih ibu...bila akhirnya engkau lebihkan waktu untuk kami
karena ini sudah jalan hidup yang mesti kita lakoni...
pedih hatiku ...saat terpaksa melihat ibu terbaring di rumah sakit...
cucuran air mataku tak tertahan melihat engkau yang begitu kuat dan sehat