Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serba-serbi Pembelajaran Jarak Jauh Saat Pandemi

6 Agustus 2020   23:34 Diperbarui: 7 Agustus 2020   15:09 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi:www.pixabay.com

Prosesi wisuda dengan suasana hingar bingar dan suka cita ditiadakan karena pandemi Covid-19. Sekolah/kampus, sunyi, sepi, tanpa lalu lalang mobil/notor, tidak ada canda tawa, diskusi, belajar bersama. 

Nyaris tidak ada kehidupan manusia, sehingga memberi rasa nyaman ular kobra untuk bersarang di laci meja sekolah di luar P. Jawa. Sungguh mengerikan bukan?   

PJJ secara daring karena pandemi Covid-19, semakin meneguhkan ada kesenjangan fasilitas inrastruktur jaringan antara kota dan desa. Integrasi infrastruktur jaringan di Indonesia dalam program "Nusantara 21", yang digulirkan sejak tahun 1997 untuk meningkatkan cakupan telekomunikasi di seluruh kecamatan belum terwujud. 

Padahal era "information highyway" dengan menggunakan satelit, kabel fiber optik, semestinya dalam kondisi pandemi Covid-19 dapat menjadi solusi PJJ. 

Namun kenyataannya tidak ada sinyal, kalaupun ada sinyal jauh dari tempat tinggal. Perlu perjuangan untuk mendapat sinyal, harus berjalan kaki, belajar/kuliah di pinggir jalan raya, yang tidak aman, tidak nyaman, atau naik ke dataran yang lebih tinggi.

Belum di daerah 3 (tiga) T (tertinggal, terdepan, terluar), semakin tidak terjamah oleh sentuhan kemudahan TI.  Selain itu kesenjangan si kaya dan si miskin dalam hal mendapatkan akses pendidikan. 

Keluarga kaya, semua fasilitas tersedia, sehingga nyaris tanpa kendala sedang keluarga miskin tertatih-tatih untuk tetap sekolah/kuliah. 

Di masa pandemi ini, dimana para pekerja sektor informal mengalami kesulitan pembiyaan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok, semakin berat agar anaknya dapat bertahan sekolah/kuliah, karena ada biaya tambahan membeli pulsa.

Sungguh bersyukur, di tengah pandemi selalu ada ide inovatif dan kreatif. Sekelompok Karang Taruna di Subang Jawa Barat  yang tanggap membantu siswa/mahasiswa kurang mampu agar tetap sekolah/kuliah. 

Seperti dikisahkan oleh Wahyudiarti Setya Ningrum dalam akun facebook. Bermula Pak RT berinisiatif bersama Karang Taruna langganan provider sebesar 50 mbps.  

Setiap Kepala Keluarga (KK) per hari wajib menabung Rp 1000,-, ada 55 KK untuk membayar internet, transpot guru, membeli kertas. Bagi yang tidak mempunyai gadget dipinjami oleh anggota Karang Taruna atau orang yang mampu meminjamkan gadget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun