Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memberi Akses Jalan untuk Tetangga Tidak Rugi

13 September 2018   14:09 Diperbarui: 19 September 2018   10:02 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak kurang-kurang pak Eko Purnomo telah melakukan mediasi dengan pemilik tahan yang menutup akses jalan, dengan pihak berwenang , belum membuahkan hasil. Bahkan ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Bandung, mendekat, dan menyampaikan surat ditulis tangan.

Baru setelah viral pihak berwenang memanggil para pihak dan hasilnya ada 3 (tiga) alternatif solusi yang ditawarkan, pertama Pak Eko menjual tanahnya kepada tetangga, kedua pak Eko membeli jalan dari para tetangga, dan ketiga, tetangga memberikan akses jalan kepada pak Eko agar dapat berkegiatan keluar masuk rumah.

Dalam hal ini ada pihak-pihak yang seharusnya mempunyai kebesaran hati dan jiwa untuk memberikan jalan kepada pak Eko.

Apabila memahami fungsi sosial tanah, tetangga dengan kerelaan, keikhlasan mengurangi tanahnya untuk jalan bagi keluarga pak Eko yang mendiami tanah warisan dengan luas 76 meter persegi.

Kalau dihitung secara ekonomi pemilik tanah yang memberi pak Eko pasti kehilangan nilai rupiah, seharga tanah dan luas yang diberikan.

Katakanlah lebar 1,5 meter dikalikan panjang 10 meter, berarti 15 meter. Andaikan harga per meter Rp 3 juta, berarti pemilik tanah kehilangan Rp 45 juta.

Namun dalam kehidupan bermasyarakat yang menganut asas kekeluargaan dan gotong royong itu tidak semua bisa dihitung dengan untung dan rugi.

Keajaiban sering terjadi, orang yang memberi jalan kepada orang lain walau secara kasat mata kehilangan Rp 45 juta, justru rejekinya mengalir, dan dicukupkan kebutuhannya.

Apalagi memberi dengan ikhas tanpa mengharap imbalan semata-mata karena Alloh SWT yang Maha Kaya, maka selain mendapat pahala amalan jariah, juga rejekinya dilipatgandakan.

Patut dipahami bahwa wujud rejeki tidak harus berupa nilai rupiah, harta benda, namun sehat, hidup tenang, tenteran, damai, rukun dengan tetangga adalah rejeki dan keberkahan yang tidak bisa diukur dengan apapun termasuk nilai rupiah.

Keangkuhan dan kesombongan itu hanya dapat dirasakan dan dinikmati di dunia yang fana  dan sangat singkat ini. Pada saatnya sumua akan ditinggalkan, yang tidak dapat dibanggakan apalagi menjadi bekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun