"Tidak mengenal maka tidak sayang", sehingga anggota IPI dari generasi milenial (generasi "now"), lebih sedikit dibanding dari generasi "old". Artinya anggota IPI anggotanya mayoritas para pustakawan generasi "old", hal ini terbukti kalau ada konggres, musyarawah IPI, baik tingkat daerah maupun tingkat pusat, yang hadir lebih banyak pustakawan yang sudah menjelang pensiun.
Hal ini semestinya perlu mendapat perhatian dari pengurus pusat IPI maupun daerah untuk merangkul generasi "now" agar masuk menjadi anggota IPI. Selama ini lulusan ilmu perpustakaan tidak ada kewajiban menjadi anggota IPI, padahal pustakawan generasi "now" ini yang akan meneruskan kelangsungan organisasi.Â
Kalaupun sudah ada yang masuk menjadi anggota, belum merasakan manfaat menjadi anggota IPI kecuali ditarik iuran anggota dan keringanan membayar  acara seminar, lokakarya, munas, dan konggres IPI.Â
Untuk mengikuti ujian kompetensi yang gratis saja masih belum semua pustakawan tertarik, padahal untuk kepentingan pustakawan sendiri. Besarnya iuran anggota perpustakaan tiap bulan Rp 5.000,-, kalau setahun Rp 60.000,-. Sebenarnya masih terjangkau untuk para lulusan baru yang belum bekerja, dengan subsidi dari orang tua. Â
Organisasi IPI ini diakui tidak independen, jadi andaikan ada pustakawan yang mempunyai masalah dengan kariernya, IPI belum dapat berbuat banyak untuk memberi advokasi, dan perlindungan.Â
Padahal sudah menjadi anggota dan membayar iuran tiap bulan, namun pengurus tidak tergerak hatinya untuk memberikan pendampingan, apalagi solusi. Semua mencari "aman", dan kesannya ada pembiaran anggota untuk menyelesaikan persoalan sendiri. Artinya solidaritas antar anggota IPI, anggota dengan pengurus belum kuat dan belum merasa "senasib sepenanggungan".
Mudah-mudahan para pustakawan generasi milenial yang mempunyai wawasan kedepan, karena sering studi banding ke berbagai negara dapat lebih memberi "warna" organisasi IPI, sehingga ada kekompakan, solidaritas, kesetiakawanan, merasa senasib sepenanggungan, tumbuh "jiwa" satu korp yang solid diantara pustakawan Indonesia.Â
Sakitnya satu anggota pustakawan adalah sakitnya semua anggota, bahagianya satu anggota menjadi kebahagiaan semua anggota. "Satu untuk semua, semua untuk satu", yang kompak, berjuang dan maju bersama dalam persatuan dan kesatuan, dibingkai dalam "Bhineka Tunggal Ika". Â Selamat berulang tahun IPI yang ke-45, semoga anggotanya tidak melupakan hari kelahiran setiap tanggal 7 Juli, yang dapat dijadikan sebagai Hari Pustakawan Indonesia, seperti di negara tetangga Malaysia ada peringatan Hari Pustakawan. Â Â
 Yogyakarta, 9 Juli 2018 Pukul 10.10
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI