Membaca status bapak Zulfikar Zen dosen di Jurusan Ilmu Perpustakaan FIB UI di facebook tentang hari ulang tahun organisasi Ikatan Pustakawan Indoensia (IPI), yang hampir lupa kalau tidak mendapat telepon dan WA dari dosen senior di UIN Imam Bonjol Padang tentang tanggal 7 Juli sebagai hari lahirnya IPI, dapat menjadi bahan instrospeksi.Â
Hal ini bisa terjadi karena dua (2) hal, pertama pustakawan terlalu sibuk dengan pekerjaan rutinitas untuk memberikan pelayanan prima kepada pemustaka, sehingga lupa tanggal lahir organisasinya. Kedua, pustakawan sendiri belum "merasa" menjadi anggota organisasi IPI, sehingga tidak familiar dengan sejarah terbentuknya, apalagi tokoh-tokoh dibalik organisasi tersebut.
Seorang dosen ilmu perpustakaan "hampir lupa" hari lahir IPI masih bisa dimaklumi karena profesinya sebagai dosen bukan pustakawan. Namun kalau yang lupa pustakawan dengan hari lahir IPI, itu yang perlu dipertanyakan. Artinya pustakawan sendiri "lupa" dengan hari lahir IPI sebagai satu-satunya wadah profesi pustakawan, pada tanggal 7 Juli 1973.Â
Jadi sudah berusia 45 tahun IPI, ibaratnya sudah banyak pengalaman dan matang dalam menjalani roda organisasi. Walaupun pengurusnya selalu berganti namun jiwa kepustakawaan tidak lekang oleh waktu.
Tujuan organisasi IPI menurut AD/RT IPI pasal 8:"untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan, mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi, mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian pustakawan untuk bangsa Indonesia".Â
Untuk mewujudkan profesionalisme pustakawan dengan pustakawan harus aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah di bidang kepustakawanan, serta selalu menjalin komunikasi dengan sesama pustakawan, dengan berpedoman pada kode etik pustakawan yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Menengok kebelakang tentang IPI, menurut Sulistyo Basuki (1991:180-83) organisasi ini awalnya dirintis oleh para guru yang mempunyai minat pada perpustakaan di Jakarta pada tahun 1912, tujuannya sebagai wadah komunikasi sesama anggota. Tahun 1954 berdiri Perkumpulan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia (PAPSI). 1956 PAPSI berubah nama menjadi Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (PAPADI).Â
Tahun 1962 PAPADI diubah menjadi Asosiasi Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (APADI). Situasi ekonomi yang buruk dan iklim politik yang mendominasi sikap politik sebagai panglima, tahun 1969 berdiri Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia (HPCI). Sementara di beberapa daerah tumbuh lagi APADI mulai tahun 1970 untuk menyatukan pustakawan.Â
Tahun 1973 tanggal 7 Juli di Ciawi Bogor diadakan Kongres Pustakawan se Indonesia dengan hasil pembentukan organisasi pustakawan Indonesia bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI).
Menurut pasal 34 ayat 1-4 UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan sudah jelas diatur tentang organisasi profesi yang mengatakan:"Pustakawan mempunyai organisasi profesi, yang berfungsi untuk memajukan dan memberi perlindungan profesi kepada pustakawan. Setiap pustakawan menjadi anggota organisasi profesi. Pembinaan dan pengembangan organisasi profesi pustakawan difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat". Jadi organisasi pustakawan itu bernama IPI, yang anggotanya setiap pustakawan dengan fungsi untuk memajukan profesi yang meliputi peningkatan kompetensi, karier, dan wawasan kepustakawanan.
Karena tidak ada perekrutan keanggotaan secara massal, misal mahasiswa setelah lulus kuliah dari departemen/jurusan ilmu perpustakaan otomatis menjadi anggota IPI, seperti profesi lainnya (dokter, arsitek, apoteker, akuntan), maka banyak lulusan yang tidak menjadi anggota IPI. Jadi bagaimana mengerti tanggal lahir IPI kalau tidak pernah mengenalnya.Â