Perpustakaan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berbenah dan "bersolek", sehingga semakin mempunyai daya tarik bagi pemustaka yang umumnya generasi milenial.
Perpustakaan tidak sepi seperti kuburan yang dihuni para "penjaga" yang serem, namun saat ini perpustakaan terang benderang, ramai seperti mall, dan tempat ideal untuk diskusi, belajar, "ngadem" karena ber AC, ngobrol, nongkrong, janjian, ketemuan (bukan pacaran).
Semua kebutuhan tersedia stationay, makan, minum, cafe, mushola, toilet, tempat khusus merokok, dan pastinya tempat ideal untuk mencari informasi cetak dan digital, serta berselancar di dunia maya.
Semua itu karena "tangan dingin" pustakawan dan petugas perpustakaan yang mempunyai visi, misi, konsep, inovasi, kreatif, profesioal, ikhlas dan melayani dengan hati bukan dengan emosi.
Semoga setelah tulisan ini tidak lagi mendengar istilah "penjaga perpustakaan", akan lebih indah dan enak didengar kalau disebut "tenaga perpustakaan".
Selain itu masih ada pustakawan dan tenaga ahli, mengingat tugas dan tanggung jawabnya berbeda, jadi tidak di"gebyah uyah" (Jw)/dicampur aduk menjadi "penjaga perpustakaan". Pustakawan bukan Penjaga Perpustakaan.
Yogyakarta, 19 Mei 2018 pukul 16.35 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H