Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menikmati Gebyar 3000 Pincuk Nasi Pecel di Madiun

26 Agustus 2023   12:08 Diperbarui: 28 Agustus 2023   03:24 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 21.00 WIB, saya baru keluar dari dokter gigi. Sedikit sangsi kalau acara gebyar 3000 pincuk nasi pecel  masih berlangsung. Putri saya bertanya, "Mamah mau ambil foto saja atau makan nasi pecelnya? kenapa gak beli saja di depan stasiun?"

"Kalau bisa sih dua-duanya, ya ambil gambar, ya antre nasi pecel," jawab saya. Anak saya terus melaju menuju alun-alun. Tidak ada lima menit, kami tiba di alun-alun sebelah selatan. Putri saya menunggu di dekat motor, dia tidak mau antre makanan gratis, katanya malu-maluin.

Ups ... ini beda dengan antre sembako atau minyak goreng saat terjadi kelangkaan. 3000 pincuk disiapkan untuk semua masyarakat tanpa kecuali. Ini tasyakuran ulang tahun DPRD Kota Madiun dan wujud nyata wakil rakyat melayani masyarakat.

Warga antre nasi pecel pada acara gebyar 3000 pincuk nasi oecel. Foto dokpri
Warga antre nasi pecel pada acara gebyar 3000 pincuk nasi oecel. Foto dokpri

Selain itu makna dari pecel dalam kehidupan sehari-hari, yakni pecel itu makanan untuk semua kalangan, makanan merakyat. Berbahan dasar aneka sayuran dan sambal kacang dengan dipincuk daun pisang atau daun jati. Makanan ini tetap berkelas walaupun dimakan dengan duduk di atas rumput atau trotoar. 

Ketika masuk area alun-alun, tampak tempat rapat paripurna sudah kosong, para pejabat sedang menikmati nasi pecel di sebelah selatan panggung. Puluhan stand pun tidak begitu padat.

Saya tidak langsung berada di barisan untuk antre pecel, tetapi mengambil foto dari samping penjual ibu yang sedang melayani warga. Tiba-tiba satu nasi pincuk itu diberikan kepada saya. 

Dengan senang hati nasi itu saya terima sambil mengucapkan terima kasih. Selanjutnya apa yang terjadi? Putri saya mau juga makan nasi pecel bersila di atas rumput beratapkan awan pekat. 

Nasi pecel dipincuk daun pisang dengan dilengkapi serundeng, paru, kerupuk beras rasanya nikmat tak ada tandingannya, apalagi gratis, hehe ... Kalau beli, satu pincuk kisaran Rp10.000-Rp12.000 tanpa lauk ayam atau paru. 

Ketika hendak pulang, saya sempat antre lagi meminta nasi pecel untuk dibawa pulang. "Waaah rakus sekali mamah," ledek anak saya. 

"Sampai rumah nanti lapar lagi, perjalanan masih panjang." Sebelum pulang saya sempat ambil foto bersama Wali Kota Madiun dan ikut meliput ala-ala wartawan. Malam itu, makan gratis di tempat, dibawa pulang, foto bareng, liputan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun