Selain itu ada biaya lain di luar dugaan, yakni biaya taxi. Saat menunggu puncak haji, sebagian jemaah ada yang ingin umroh sunnah berkali-kali dan biaya tidak ditanggung pemerintah atau KBIHU. KBIHU hanya menyediakan umroh sunnah gratis satu kali dan ziarah sekitar Madinah dan Mekah dengan mobil salawat.
Untuk umroh sunnah secara mandiri, para jemaah bisa mengambil miqot di Tan’im, hudaibiyah dan Ji’ronah. Untuk menuju ketiga tempat miqot tersebut, biaya taxi ditanggung para jemaah.Â
Misalnya, satu taxi terisi 8 orang dengan ongkos 200 real. Masing harus membayar 25 real.
Selain umroh sunnah, KBIHU juga mengadakan ziarah tambahan ke luar Mekah seperti kota Toif atau tempat ziarah lainnya. Ziarah ini tentunya tidak gratis. Pengalaman saya saat itu iuran sebesar 65 real berikut makan siang dan ambil miqot di Ji'norah.
Akhir Kata
Biaya sebelum dan selama berhaji antar jemaah tidak sama, terutama biaya untuk jajan, beli oleh-oleh, ziarah, umroh sunnah.Â
Kita bisa menekan pengeluaran selama di Mekah dengan menyesuaikan uang yang dibawa, juga kemanfaatan dari barang yang hendak dibeli.
Selain itu, sebaiknya jemaah membawa bekal makanan yang biasa dikonsumsi dari tanah air. Sebagai contoh barang tersebut adalah, mie gelas, abon, cemilan, kopi, gula, teh, susu serbuk, sabun cuci, sabun mandi batangan, pasta gigi, softex, pempes, topi dan lain sebagainya. Pastikan makanan tersebut cukup untuk satu bulan.
Pengalaman saya, karena tidak ada waktu untuk belanja makanan di Madiun, semua kebutuhan membeli di Madinah dan Mekah. Ternyata harganya 4 kali lipat. Misalnya Indomie, di sana harganya 2 real per bungkus setara dengan Rp8.400, begitu pun dengan makanan lain.
Saya ditawari mie oleh teman satu kamar, tetapi cukup satu kali menerima ketika baru datang ke hotel. Selebihnya usahakan membeli.Â