2. Berdagang
Jika mengalami PHK dengan pesangon besar, jangan diawut-awut demi memenuhi keinginan. Pastikan sisihkan untuk membuka usaha sendiri, seperti berdagang.
Delapan belas tahun lalu, desa saya sepi dari pedagang keliling. Jika ingin belanja sayuran, warung sayur jugjugan utama. Beberapa tahun terakhir ini, banyak pedagang sayur keliling dengan menggunakan mobil pik-up, motor atau sepeda.
Selain penjual keliling, pedagang yang mangkal di pinggir jalan pun banyak. Misalnya di sekitar ruko saya, jika pagi ada penjual ayam potong. Siang hingga sore ada penjual gorengan, cilok, pentol corah, seblak, roti bakar.
3. Kerja bangunan
PHK tanpa pesangon, tidak punya modal untuk berdagang, kerja di sawah berat? menjadi buruh bangunan adalah alternatif lain.
Banyak anak muda yang beralih ke bangunan pasca-PHK, apalagi jika pendidikan terakhirnya dari STM bangunan. Mungkin dengan latar belakang pendidikan sedikitnya tahu bagaimana teknik mengaduk semen dan pasir. Bagaimana agar menyusun bata tidak miring. Jika ilmu bangunan belum dikuasi, bisa bertanya pada tukang yang membawanya.
Lokasi pekerjaan pun luas, tidak harus menjadi buruh bangunan di desa sendiri. Biasanya tukang ada projek di kota, desa lain. Penghasilan pun tidak harus menunggu 3 bulan. Minimal setiap hari Sabtu mereka mendapat upah mingguan.
4. Kerja di sungai
Untuk masyarakat yang tinggal seputar sungai penghasil pasir, menjadi penambang adalah alternatif mendapatkan cuan. Namun, jangan menjadi penambang pasir illegal. Alih-alih mendapat cuan malah kena masalah.
Penambang pasir di desa masih menggunakan alat tradisional yakni ember. Pekerja itu akan masuk ke dasar sungai, ketika muncul sudah membawa pasir satu ember. Dia lakukan terus hingga siang atau hingga pasir menumpuk.
Setelah gundukan pasir itu banyak akan dijual. Tidak perlu bingung mencari pembeli, karena setiap hari ada yang membeli, entah itu pribadi atau toko bangunan.