Sebagian orang jika  kena pemutusan hubungan kerja (PHK), akan pulang kampung dan tinggal dengan orangtuanya. Entah itu masih jomlo atau sudah memiliki keluarga.
Untuk beberapa waktu mereka akan nganggur. Dengan kondisi tersebut, tak jarang orang tuanya atau tetangga mengajak  bekerja.Â
Jika anaknya malas, gengsian, setelah kena PHK, akan menjadi pengangguran atau kerja serabutan.Â
Sebenarnya, pekerjaan di kampung itu banyak, asal rajin, sabar.
Berikut pekerjaan lain yang bisa ditekuni di desa pasca-PHK:
1. Bertani atau buruh tani
Masyarakat desa ada yang bermukim di dataran rendah seperti pantai dan dataran rendah selain pantai. Juga ada yang di pedesaan kompleks pegunungan atau dataran tinggi.
Lokasi mereka tinggal akan menentukan jenis usaha yang dijalankan. Jika masyarakat desa sekitar pantai, tentunya pekerjaan yang tepat adalah menjadi nelayan, pedagang ikan atau usaha lain.
Saya tinggal desa yang terletak di dataran rendah. Mayoritas usaha kami adalah bertani padi selain ada usaha lain. Meskipun banyak liku-liku selama menjadi petani, tetapi cukup menjanjikan jika ditekuni dengan sabar.
Jika kena PHK, kenapa tidak mencoba bertani? Untuk bertani tidak perlu membeli sawah selamanya. Cukup membeli tahunan atau kontrak kepada pemilik sawah. Masih tidak bisa? menjadi buruh tani pun menghasilkan.
Jika ingin punya penghasilan setiap hari, menjadi petani memang tidak cocok karena panen padi setiap 3 bulan sekali. Alternatif usaha lain adalah berdagang.
2. Berdagang
Jika mengalami PHK dengan pesangon besar, jangan diawut-awut demi memenuhi keinginan. Pastikan sisihkan untuk membuka usaha sendiri, seperti berdagang.
Delapan belas tahun lalu, desa saya sepi dari pedagang keliling. Jika ingin belanja sayuran, warung sayur jugjugan utama. Beberapa tahun terakhir ini, banyak pedagang sayur keliling dengan menggunakan mobil pik-up, motor atau sepeda.
Selain penjual keliling, pedagang yang mangkal di pinggir jalan pun banyak. Misalnya di sekitar ruko saya, jika pagi ada penjual ayam potong. Siang hingga sore ada penjual gorengan, cilok, pentol corah, seblak, roti bakar.
3. Kerja bangunan
PHK tanpa pesangon, tidak punya modal untuk berdagang, kerja di sawah berat? menjadi buruh bangunan adalah alternatif lain.
Banyak anak muda yang beralih ke bangunan pasca-PHK, apalagi jika pendidikan terakhirnya dari STM bangunan. Mungkin dengan latar belakang pendidikan sedikitnya tahu bagaimana teknik mengaduk semen dan pasir. Bagaimana agar menyusun bata tidak miring. Jika ilmu bangunan belum dikuasi, bisa bertanya pada tukang yang membawanya.
Lokasi pekerjaan pun luas, tidak harus menjadi buruh bangunan di desa sendiri. Biasanya tukang ada projek di kota, desa lain. Penghasilan pun tidak harus menunggu 3 bulan. Minimal setiap hari Sabtu mereka mendapat upah mingguan.
4. Kerja di sungai
Untuk masyarakat yang tinggal seputar sungai penghasil pasir, menjadi penambang adalah alternatif mendapatkan cuan. Namun, jangan menjadi penambang pasir illegal. Alih-alih mendapat cuan malah kena masalah.
Penambang pasir di desa masih menggunakan alat tradisional yakni ember. Pekerja itu akan masuk ke dasar sungai, ketika muncul sudah membawa pasir satu ember. Dia lakukan terus hingga siang atau hingga pasir menumpuk.
Setelah gundukan pasir itu banyak akan dijual. Tidak perlu bingung mencari pembeli, karena setiap hari ada yang membeli, entah itu pribadi atau toko bangunan.
Masih banyak lagi pekerjaan yang bisa dilakukan di kampung, asalkan rajin, sabar dan bersyukur dengan hasilnya. Jadi jika terdampak PHK jangan depresi. Cobalah mencari pekerjaan lain dan mengubah gaya hidup.
Gaya hidup di desa dan kota sangat jauh. Sebaiknya sesuaikan dengan penghasilan agar tidak terjebak rentenir atau pinjaman online.
Bekerja di kampung, juga harus siap dengan risiko. Misalnya wajah menjadi hitam pekat, pakaian tidak sebagus ketika di pabrik, pendapatan pun tidak sebanyak di kota.
Namun, keuntungannya banyak. Pastinya bahan kebutuhan murah, apalagi masih tinggal dengan orang tua. Rajin-rajin investasi saja untuk anak sekolah agar tidak merepotkan orang tua terus.Â
Oh ya kalau untuk lulusan sarjana, biasa di kota kerja kantoran, apa cocok pekerjaan tersebut? Bagaimana semangat orangnya saja ya. Pekerjaan itu tidak ada yang hina selama halal.
Semangat bekerja.
Terima kasih telah singgah. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H