Sesibuk apapun pekerjaan orang tua, luangkan waktu untuk mendengar keluh kesah anak.Â
Jika anak memiliki karakter  pendiam, kita bisa memulai obrolan. Pancing dia agar bisa menceritakan masalah pribadinya dengan orang lain.Â
Biasanya saya akan mengawali dengan pertanyaan, misalnya, "Di sekolah tadi aman?" atau "Tadi kesulitan gak pelajaran di sekolah?" dan lain sebagainya.
2. Aturan untuk anak
Aturan di dalam rumah usahakan dibuat bersama anak dan dilaksanakan secara konsisten.Â
Jika anak melakukan kebaikan berilah hadiah sewajarnya saja, pun jika melakukan kesalahan, berilah dia hukuman secara rasional.
Selain itu anak pun diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Orang tua tetap memberi pertimbangan akan kegiatan dan pendapat anak.
3. Salurkan emosi
Anak remaja ketika emosi akan mencari pelarian untuk menyalurkan emosinya.Â
Kita kudu mengarahkan untuk melakukan kegiatan fisik, seperti olahraga, bekerja, berorganisasi di sekolah.Â
Ajak pula anak untuk bermain bersama, tertawa. Jika dia ingin menangis, biarkan dia menangis agar lega.
4. Tetap doakan
Mendoakan adalah jalan terakhir agar anak matang dan lembut hatinya. Mendokan bukan berarti kepasrahan dan berhenti berusaha mematangkan anak.
Doa adalah kita meminta campur tangan Allah Swt. dalam mengasuh, mendidik anak. Ini karena hanya Allah yang mampu menguatkan karakter anak
Terasa sulit mendampingi anak remaja? benar, saya pun terus berusaha memahami anak remaja saya dengan penuh cinta.