Komunikasi yang baik dengan anak tentang kebosanannya di kelas akan membantu menyelesaikan masalah. Kita bisa memulai diskusi dengan mengetahui apa yang dilakukan anak di sekolah, tetapi gunakan seni bertanya, yakni tidak menghakimi.
Yang perlu kita ketahui dari anak adalah:
- Apa yang menurut anak membosankan di sekolah?
- Apa anak menyelesaikan tugas lebih awal dibanding temannya?
- Apakah anak menikmati tugas itu sendiri?
- Apakah menikmati topik secara umum?
- Apakah anak menyukai cara guru menyampaikan materi?
Jika dengan pertanyaan itu si kecil sulit menjawab, kita bisa mengajaknya untuk bermain peran. Di mana posisikan diri kita sebagai murid dan anak sebagai guru.
Kita bisa menunjukkan bagaimana rasa bosan yang dialami di sekolah dengan berbagai gesture tubuh.
Dengan demikian anak akan terpancing untuk mengekspresikan rasa bosannya. Sehingga kita tahu bagaimana mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi anak di sekolah.
2. Libatkan guru dan anak
Untuk membantu kebosanan anak di kelas, kita bisa diskusi dengan guru dan anak. Duduk bersama membicarakan permasalahan anak akan menemukan solusi.
Sementara guru dan orang tua juga jadi tahu hal apa yang dapat membuat anak mudah bosan ketika sedang belajar. Sehingga hal ini tak lagi jadi penghalang bagi si kecil untuk menuntut ilmu di sekolahnya.
3. Ajak anak bermain untuk mengatasi kebosanan
Ketika anak saya merasa bosan belajar di kelas, dia keluar dan dan bersembunyi. Gurunya menemukan dia di duduk di belakang kelas. Trik gurunya adalah menyuruh anak saya membeli pentol, Rp5.000. Anak saya kembali ke kelas dan memberikan pentol itu kepada gurunya. Sejenak mereka bersama makan cilok.
Permainan dan jeda sangat penting untuk mengembalikan mood anak belajar. Anak yang kesulitan menyesuaikan diri di sekolah biasanya lebih mudah menerima pelajaran jika suasananya tampak lebih menyenangkan. Termasuk soal pembawaan pelajaran yang dilakukan oleh para guru.
Di rumah, kita juga perlu menyiapkan cukup waktu untuk bermain dengan teman-temannya. Waktu khusus untuk bermain dengan temannya bisa dilakukan pulang sekolah. Jika pagi, sebelum berangkat, anak saya sering bermain bola dengan sepupunya. Hal ini membuat anak lebih bersemangat dalam menjalankan kegiatannya di sekolah setiap hari.