Tanaman padi di Indonesia dikabarkan sudah rentan (lemah) terhadap wereng coklat karena wereng semakin berkembang dan mampu beradaptasi pada lingkungan. Akibatnya belum ada obat yang bisa membasmi hama wereng.
Munculnya hama wereng yang mampu beradaptasi (biotipe) karena varietas tanaman yang awalnya tahan terhadap hama menjadi lemah. Hal ini disebabkan pola penanaman yang terus menerus dengan menggunakan varietas yang sama.
Serangan hama wereng di lahan pertanian sudah sering terjadi. Dalam jurnal yang ditulis Diani Damayanti dan Dwinita W. Utami, 2014, selama tahun 1986-1990, luas lahan pertanian yang diserang hama wereng berkisar 10.267-61.255 ha (bersumber pada Jurnal AgroBiogen10, Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan, 1992).
Sejak tahun 2007 hingga sekarang, terjadi peningkatan serangan hama wereng, terutama di sentra-sentra produksi padi di Jawa.Â
Seperti kita ketahui, Pulau Jawa terutama Jawa Timur merupakan penghasil padi terbesar. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik per Januari 2021 Jawa Timur menduduki peringkat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.91 juta ton GKG (gabah kering giling).
Madiun salah satu penyumbang padi terbesar tercatat pada tahun 2020 sebesar 464,93 ribu ton GKG. Jika pada tahun 2022 banyak lahan terserang hama, kemunginan besar gabah kering giling akan berkurang.
Untuk itu ada beberapa antisipasi yang bisa dilakukan petani agar lahan pertaniannya tidak diserang hama, sehingga produktifitas padi meningkat.
Cara Mencegah Hama Wereng
Serangan hama pada tanaman padi tidak terduga. Banyak faktor penyebab serangan hama, salah satunya adalah iklim.Â
Penyebab lain adalah menanam satu varietas setiap musim tanam dan memilih benih padi yang tidak tahan.