Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berikut 3 Varietas Padi yang Bisa Ditanam oleh Petani

18 April 2022   10:23 Diperbarui: 24 April 2022   09:51 4200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benih padi Inpari 16 siap dicabut. Foto pribadi

Musim panen padi kesatu telah lewat, sekarang masuk ke tanam kedua. Pada tanam kedua ini, petani sudah membuat perencanaan penanaman padi, muai dari jenis benih yang akan ditanam, kapan mulai nyebar benih dan lain sebagainya.

Perencanaan ini bertujuan untuk menekan risiko karena musim tanam kedua menghadapi musim kemarau. Di mana hujan sudah jarang turun. 

Perencanaan pertama tentunya memilih benih padi. Petani harus pandai memilih jenis pada apa yang tepat untuk ditanam pada musim kemarau . 

Sebelum menanam padi alangkah baiknya kita mengenal dan memperhatikan jenis padi yang akan ditanam. Berikut beberapa jenis padi yang perlu kita ketahui.

Jenis-jenis Padi

Ada banyak varietas padi yang dikeluarkan pemerintah dan selalu menyajikan bibit unggul dengan sifat genetik yang lebih baik. Petani tinggal memilih mana yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Sebelumnya mari kita kupas varietas unggul baru (VUB) padi yang telah dilepas sepanjang tahun 2011.

Secara umum, tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis "varietas",

1. Varietas Padi Hibrida 

Padi Hibrida adalah varietas padi sekali tanam. Jenis benih padi ini akan menghasilkan padi maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh.

Misalnya, saya membeli bibit padi Hibrida dan panen. Saat panen, saya tidak menyisihkan hasil panen untuk benih musim tanam selanjutnya, walaupun hasil panennya bagus. Varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida pun sangat mahal.

Contoh varietas padi siap jadi benih. Foto by kompas.com
Contoh varietas padi siap jadi benih. Foto by kompas.com

Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro dll.

Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.

2. Varietas Padi Unggul 

Varietas padi unggul ini kebalikan dari hibrida, artinya bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali.

Misalnya saya menanam Inpari 16 pada musim tanam apitan (Desember), hasil panen bisa dijadikan bibit pada musim tanam kedua (April) tentunya dengan memilih yang berkualitas.

Varietas padi unggul telah dilepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai uji coba. Harganya pun murah. 

Kita mungkin sering mendengar beras IR-64, beras ciherang situbagendit. Mereka itulah jenis padi unggul yang sempat memenuhi pasar. Selain itu masih banyak lagi varietas unggul lainnya.

Dari banyak jenis padi ini yang unggul adalah padi ciherang, ini bisa menghasilkan panen yang tinggi bila dilakukan dengan budidaya yang baik (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam).

Tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Setiap tahunnya pemerintah mengeluarkan produk unggulan Inpari. Tahun 2011 keluar varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih beragam seperti, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan. 

Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dan lain-lain. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dan lain-lain.

3. Varietas Padi Lokal

Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerahnya. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tersebut.

Misalnya, Madiun tidak bisa menanam benih padi  pemuda idaman (Indramayu) atau Gropak (Kulon Progo-Yogya), atau jenis padi dari daerah lain.

Varietas padi lokal ini kurang mendapat sambutan dari petani. Hal ini karena kurangnya sosialisasi dari pihak terkait. Untuk memperkenalkan padi lokal diadakan festival, seperti yang pernah dilaksanakan di Ganjuran, Bambanglipuro, Bantul. Hal ini agar mendapat tempat di hati masyarakat.

Dari mana petani mendapat benih?

Petani tidak sulit untuk mendapat benih padi. Benih padi banyak dijual di toko pertanian, kelompok tani dalam bentuk kemasan. Tentunya dengan harga mahal karena untuk benih harus berkualitas.

Membuat benih sendiri juga bisa. biasanya hasil panen yang bagus (berisi, warna kuning mengkilap) dijemur hingga kering, lalu disimpan terpisah dengan padi hasil panen lainnya.

Jika ingin dijamin kualitasnya dan harga terjangkau, kita bisa membeli di pabrik pembuatan khusus benih padi. Di sini pemilik akan menanam padi khusus untuk benih. Mulai dari pemilihan bibit, tabur hingga panen sangat diperhatikan pemeliharaannya.

Saya pernah ditawari oleh pemilih pembibitan, sebagian lahan dijadikan pembibitan. Namun, karena ketatnya pemeliharaan, tawaran tersebut tidak diambilnya. 

Benih padi Inpari 16 siap dicabut. Foto pribadi
Benih padi Inpari 16 siap dicabut. Foto pribadi

Saya hanya kerja sama mengambil benih padi jenis Situbagendit dan Ciherang dalam jumlah banyak dari pembibitan untuk dikirim ke wilayah Jawa Barat.

Dari ketiga varietas padi di atas, manakah yang sekarang sering digunakan Petani?

Ada banyak varietas benih padi yang bisa ditanam petani. Namun, harus disesuaikan dengan lahan pesawahan dan cuaca saat ini. Secara umum, pada tahun 2010/2011, petani banyak menanam varietas Inpari 13. Pemerintah ingin agar Inpari 13 menggeser varietas Ciherang yang paling banyak ditanam petani.

Di daerah saya, lahannya cocok ditanami jenis Inpari 16 dan Inpari 42. Inpari singkatan dari Inbrida Padi Sawah Irigasi. Benih padi unggul ini sangat cocok apabila dikembangkan di lahan persawahan biasa. Tingkat homozigositasnya atau kemurnian galur padinya sangat tinggi karena melalui proses penyerbukan sendiri.

INPARI 16 yang masa tanamnya 103 hari diperkirakan menghasilkan panen 8 ton/ha. Memang sangat sedikit jika dibandingkan hasil dari INPARI 42 yang diperkiraan mendapat hasil 10 ton/ha. Bisa baca di sini

 Saya sendiri menanam jenis Inpari 16. Karakteristik dari varietas ini nasinya wangi tetapi tidak lembek. Untuk satu petak lahan membutuhkan 9 kilogram benih dengan harga Rp7.000 per kilogram.

Saya mendapatkannya dari petani lain yang panen pada bulan Desember. Jadi untuk benih, gabah harus simpan dulu minimal satu masa tanam (3 bulan).

Jenis padi yang dihindari

Menghindari jenis padi tertentu, itu artinya pernah menanam jenis ini tetapi gagal. Kegagalan bisa disebabkan faktor cuaca, perawatan, bisa juga hasil panen tidak diterima pasar.

Pada tanam kedua, hujan sudah mulai berkurang dan keadaan cuaca panas. Keadaan ini mengundang penyakit padi, seperti hama wereng.

Untuk masa tanam kedua (April) benih jenis Serang tidak cocok ditanam karena rawan terhadap penyakit. Jenis Legowo juga tidak ditanam di daerah saya karena tidak diterima pasar.

Varietas Hibrida juga tidak dipilih petani karena harga benih yang mahal. Jika pun memilih jenis hibrida, hasil panennya untuk dimakan sendiri, bukan untuk dijual kembali.

Saya menghindari dua jenis padi ini untuk ditanam, bukan berarti jenis ini jelek atau petani lain tidak menanamnya. Bisa jadi di daerah tertentu jenis padi ini bagus dan diterima masyarakat. Saya kurang tahu. Yang pasti pemerintah terus berinovasi untuk menghasilan bibit unggul.

sumber: 1 dan 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun