2. Varietas Padi UnggulÂ
Varietas padi unggul ini kebalikan dari hibrida, artinya bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali.
Misalnya saya menanam Inpari 16 pada musim tanam apitan (Desember), hasil panen bisa dijadikan bibit pada musim tanam kedua (April) tentunya dengan memilih yang berkualitas.
Varietas padi unggul telah dilepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai uji coba. Harganya pun murah.Â
Kita mungkin sering mendengar beras IR-64, beras ciherang situbagendit. Mereka itulah jenis padi unggul yang sempat memenuhi pasar. Selain itu masih banyak lagi varietas unggul lainnya.
Dari banyak jenis padi ini yang unggul adalah padi ciherang, ini bisa menghasilkan panen yang tinggi bila dilakukan dengan budidaya yang baik (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam).
Tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Setiap tahunnya pemerintah mengeluarkan produk unggulan Inpari. Tahun 2011 keluar varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih beragam seperti, Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan.Â
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dan lain-lain. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dan lain-lain.
3. Varietas Padi Lokal
Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerahnya. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tersebut.
Misalnya, Madiun tidak bisa menanam benih padi  pemuda idaman (Indramayu) atau Gropak (Kulon Progo-Yogya), atau jenis padi dari daerah lain.