Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenali Gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD) pada Anak dan Cara Mengatasinya

2 Februari 2022   11:53 Diperbarui: 2 Februari 2022   12:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang mengalami OCD. Foto by kompas.com

2. Mengganti nama OCD dengan nama lain

Nama OCD mungkin terdengar menakutkan bagi ananda, kita bisa mengubah nama OCD dengan nama lain, misaknya tokoh nakal, si jahat atau nama kreatif lainnya.

3. Jangan melarang langsung

Ketika ananda melakukan hal yang berulang dan tak masuk akal, sebaiknya jangan melarang lansung. Gunakanlah bahasa yang enak didengar, misalnya, "Sepertinya si jahat menyuruh kakak untuk mencuci tangan berkali-kali ya? Ayo lawan si jahat. Katakan padanya bahwa kakak sudah bersih, tidak ada yang salah dengan tangan kakak!"  dan tidak ada yang salah dengan tas itu!"

4.  Memberi keyakinan

OCD menyebabkan ananda sering merasa kehilangan keyakinan, dia cemas tidak mencuci tangan berkali-kali, atau cemas dengan hal lain.

Sebagai orang tua, kita hendaknya menyakinkan agar ananda tidak cemas, :Mamah yakin, tangan kakak sudah bersih."

5. Mendampingi terapi

Seperti yang telah dikatakan di atas, terapi adalah upaya yang tepat. Kita bisa memberi pengertian bahwa terapi cara mengusir si jahat. Terapi untuk mengatasi OCD pada anak adalah denganprogram CBT atau cognitive behavioural therapy.

Melalui terapi ini, anak akan diajak untuk membiasakan diri dan memahami apa yang harus dilakukan ketika ia merasa cemas serta melakukan hal yang berulang-ulang kali.

Membersamai anak memang melelahkan, apalagi jika menderita suatu penyakit. Namun, yakinlah itu menjadi amal ayah bunda kelak. Supaya tidak terasa capek atau stress, kita bisa bergabung dalam komunitas orang tua yang anaknya sama menderita OCD. Dalam komunitas, kita bisa saling menguatkan, berbagi ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun