Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenali Gejala Obsessive Compulsive Disorder (OCD) pada Anak dan Cara Mengatasinya

2 Februari 2022   11:53 Diperbarui: 2 Februari 2022   12:02 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang mengalami OCD. Foto by kompas.com

Gagasan yang tidak diinginkan muncul berulang-ulang untuk mengusir rasa takut, seperti takut menyentuh benda kotor. Bukan masalah kebersihan saja, tetapi bisa juga keraguan yang besar, seperti, apakah sudah mematikan kompor, apakah sudah menutup gagang pintu. Setelah obsesi itu muncul, akan mengalami kompulsi, tujuannya untuk meredakan kecemasan akibat pikiran obesesif. 

Kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan individu sebagai respons terhadap obsesi.  dengan tujuan menetralkan ancaman atau mengurangi kesusahan.

Perilaku kompulsi seperti sering mencuci tangan, memeriksa tas berulang, dan lain sebagainya. Jika anak itu normal, mencuci tangan pada waktu tertentu saja. Namun, jika mengidap OCD, bisa ratusan kali dia cuci tangan dalam waktu yang lama. Orang yang menderita kebiasaan obsesif, kompulsif juga menunjukkan gerakan berulang seperti meringis, menyentak.

Pada umumnya kita berpikir dorongan untuk melakukan sesuatu bersifat fisik. Akan tetapi, paksaan juga bisa berupa mental, seperti mengulang kata, membuat daftar item atau terus berdoa.

Kompulsi mental pada OCD sama-sama mengganggu seperti kompulsi fisik. Namun, dorongan mental seringkali tersembunyi, sehingga penderita atau orang sekitarnya tidak menyadari.

Baja juga 4 Cara Mengelola Emosi pada Balita

Cara mengatasi OCD

Mengatasai OCD dengan menekan pikiran tidak akan berhasil, harus ada kerja sama dengan ahli dan keluarga. Psikolog Daniel Weger di psychologytoday mengatakan penderita sebaiknya melakukan terapi kognitif. Teknik ini  dapat membantu mengatasi pikiran obsesif pada OCD. 

Terapi kognitif bertujuan untuk melatih cara berpikir (fungsi) kognitif dan cara bertindak (perilaku). Ini sebabnya terapi kognitif lebih dikenal dengan terapi kognitif perilaku.

ilustrasi pendampingan terhadap anak OCD. Foto bya orami.co.id
ilustrasi pendampingan terhadap anak OCD. Foto bya orami.co.id

Jika ananda mengalami gejala OCD, melansir dari beberapa sumber kita bisa melakukan hal-hal berikut.

1. Menjelaskan masalah pada ananda

Kita bisa menjelaskan kepada ananda apa itu OCD dan bagaimana dampak terhadap pikiran dan perilakunya. Tentunya kita harus menyesuaikan usia ananda supaya mudah dipahami. Kita juga bisa menambah wawasan mengenai OCD dari sumber terpercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun