Perbedaan harga yang mencolok juga berlaku untuk jenis pupuk lain, seperti Za. Pupuk Za bersubsidi dibandrol dengan harga Rp1.450,00 per kilogram, sedangkan nonsubsidi Rp4.800,00. per kilonya.
Kebutuhan akan Za sama dengan ponska yakni 25 kg tiap satu petak lahan. Berarti saya membutuhkan tambahan Za 10 kilo dengan harga Rp48.000,00
Untuk pupuk urea, saya tidak menggunakan cukup banyak, jadi jatah 15 kg dari subsidi sudah memenuhi.
Dengan perbedaan harga yang sangat timpang, para petani harus mengeluarkan modal lebih banyak lagi, jika garapan hanya satu petak, mungkin tidak terasa membeli pupuk nonsubsidi. Duuh kalau garapan lebih dari tiga petak, sudah terasa berat, karena biaya produksi bukan pupuk saja.Â
Seperti yang saya hitung di atas. Tambahan pupuk  Rp60.000 + Rp48.000 = Rp108.000 per petak untuk dua jenis pupuk, yakni ponska dan Za
Contoh harga di atas, saya ambil dari harga kios pupuk sebelum ada kenaikan musim tanam kedua ini. Kebetulan saat awal tahun 2021, saya mendapat harga di bawah ini, karena ngambil dari distributor langsung.
Dari mana saya kenal distributor?
Secara kebetulan, saya mengenal teman di satu grup menulis yang bekerja di PT. Petrokimia, Gresik. Dia mengenalkan saya kepada manajer distributor Petrokimia, pupuk nonsubsidi, sebut saja namanya Tiara.
Melalui Mbak Tiara, saya mendapatkan pupuk nonsubsidi dengan harga bukan konsumen, tentu harus pengambilan dengan jumlah banyak. Ibaratnya posisi saya adalah kios pupuk. Bahkan jika ngambil sendiri ada potongan harga juga.
Sebagian orang ragu, jika memakai pupuk nonsubsidi apalagi harganya yang mahal, sudah mengeluarkan biaya banyak ternyata hasil panen gagal. Sangat wajar ada perasaan takut gagal karena ada saja petani yang mengalami hal demikian. Kegagalan sebenarnya bukan dari pemakaian pupuk saja, bisa dari beberapa faktor, seperti hama, salah memberi obat hama, cuaca, takaran pupuk. Akan tetapi, itu sangat jarang terjadi.
Banyak beredar jenis pupuk dengan berbagai merek dagang. Kita perlu teliti kandungan yang ada di dalamnya. Tak perlu ditanyakan karena tidak seperti obat orang sakit.