Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

4 Cara yang Bisa Dilakukan Orangtua dalam Mengelola Emosi Balita

5 Agustus 2021   14:01 Diperbarui: 6 Agustus 2021   01:00 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman kedua, saya datang ke rumah kerabat satunya. Tiba-tiba anak balita yang sering saya panggil Dede itu menangis. Kemudian, ibunya bilang, "Jangan nangis, nanti dikasih pinjem ponsel oleh Bude."

Bude di sini adalah saya. Saya tersentak, itu artinya, kerabat memberi janji kepada anaknya tanpa persetujuan saya sebelumnya.

Dari beberapa kejadian yang saya lihat, semua menggunakan strategi ponsel untuk menghentikan tangisan anak balita. 

Sarah M. Coyne, Ph.D., seorang profesor perkembangan manusia di School of Family Life di Brigham Young University, cara itu disebut "Media Emotion Regulation". Di mana orangtua menggunakan media untuk membantu mengatur emosi sulit anak mereka.

Ilustrasi balita dengan ponselnya (foto shutterstock via kompas)
Ilustrasi balita dengan ponselnya (foto shutterstock via kompas)
Emotion Regulation atau Regulasi Emosi 

Regulasi emosi didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengendalikan emosi. Ini bisa dikatakan proses untuk mengenali, mengurangi, menghambat munculnya emosi, seperti marah, sedih, dan sebagainya. 

Marah, sedih pada anak balita ditimbulkan berbagai hal, salah satunya ada yang diinginkan. Namun, orangtua tidak ingin menurutinya. 

Kita pun memiliki cara yang berbeda dalam menghentikan emosi anak, ada yang membiarkan, menuruti, ada juga yang marah-marah. Sebagian dari kita, sekarang memiliki strategi baru yakni dengan ponsel. 

Strategi Media Emotion Regulation

Apakah strategi media emotion regulation efektif dan tidak memengaruhi masa depan anak-anak? 

Sepertinya kita sebagai orangtua harus memikirkan kembali cara yang tepat untuk menghentikan tangisan anak di depan umum terutama di mal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun