Ada beberapa ide supaya kita hidup lebih sehat, terhindar dari toxic pocitivity:
1. Mengelola emosi negatif
Emosi negatif tidak perlu disimpan atau disangkal. Sangat wajar kita merasakan sedih dan bahagia.
Jadi tidak apa-apa kita cerita kepada orang lain yang bisa dipercaya. Jika orang lain tidak bisa menjadi pendengar yang baik, kita tuliskan semua keluh kesah melalui buku diary.
2. Bersikap realistis
Saat menghadapi masalah, wajar kita nangis, kecewa, khawatir, takut, sedih bahkan stres. Semua perasaan negatif ada pencetusnya. Oleh karena itu fokus pada langkah-langkah yang dapat memperbaiki situasi.
Ketika kita menjadi teman curhat, seseorang jangan menutupnya dengan kata-kata yang menghakimi atau menyalahkan.Â
Biarkan dia meluapkan emosi negatifnya selama masih batas wajar. Kita bisa menempatkan diri kita berada di posisinya.
3. Fokus pada masalah sendiri
Setiap orang memiliki masalah dengan tingkat kerumitan yang berbeda. Ketika kita menghadapi masalah, tidak bisa membandingkan masalah kita dengan masalah orang lain, walaupun inti masalah sama.
Contohnya, mungkin bagi Ratih kehilangan pekerjaan sesuatu yang berat, tetapi bagi orang lain belum tentu.Â
Daripada membandingkan masalah diri kita dengan masalah orang lain, mendingan fokus terhadap masalah diri sendiri dan berusaha supaya lebih baik.
4. Perhatikan perasaan kita
Media sosial banyak menyajikan konten positif bahkan menginspirasi, tetapi bagaimana perasaan kita setelah melihat konten tersebut? Sedih, merasa bersalah, atau senang?
Jika merasa bersalah setelah melihat postingan yang "menyemangati" itu mungkin kita sudah terjebak toxic positivity.Â