Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Assalamu'alaikum. Saya adalah guru dan ibu rumah tangga. Tahun 2025 ini, saya tertarik menulis artikel-artikel yang pembahasannya belum banyak diketahui orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Karakteristik Ekologi Pertanian

31 Januari 2025   19:36 Diperbarui: 31 Januari 2025   19:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KARAKTERISTIK EKOLOGI PERTANIAN
==================================
Disusun oleh : SRI RAHAYU, S.Pd.
Hari/Tanggal : Kamis, 30 Januari 2025


Ekologi pertanian memiliki beberapa karakteristik yang mempengaruhi produktivitas dan keberlanjutan pertanian.
A.  Sistem Terbuka
Ekologi pertanian merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sistem ini menerima input berupa energi, air, dan nutrisi dari lingkungan, dan menghasilkan output berupa hasil pertanian dan limbah. Sistem terbuka adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menggambarkan hubungan antara sistem pertanian dengan lingkungan sekitarnya.

a. Definisi Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah sistem yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, menerima input berupa energi, air, dan nutrisi dari lingkungan, dan menghasilkan output berupa hasil pertanian dan limbah.

b. Karakteristik Sistem Terbuka
1.  Menerima Input : Sistem pertanian menerima input berupa energi, air, dan nutrisi dari lingkungan sekitarnya.
2.  Menghasilkan Output : Sistem pertanian menghasilkan output berupa hasil pertanian dan limbah.
3.  Berinteraksi dengan Lingkungan : Sistem pertanian berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, termasuk tanah, air, iklim, dan makhluk hidup lainnya.
4.  Dinamis dan Berubah : Sistem pertanian adalah dinamis dan berubah tergantung pada kondisi lingkungan dan kegiatan pertanian.
c. Contoh Sistem Terbuka dalam Ekologi Pertanian
1.  Sistem Pertanian Sawah : Sistem pertanian sawah menerima input berupa air, nutrisi, dan energi dari lingkungan sekitarnya, dan menghasilkan output berupa padi dan limbah.
2.  Sistem Pertanian Hutan : Sistem pertanian hutan menerima input berupa air, nutrisi, dan energi dari lingkungan sekitarnya, dan menghasilkan output berupa kayu dan limbah.

B.  Interaksi antara Komponen

Ekologi pertanian melibatkan interaksi antara komponen biotik (tanaman, hewan, mikroorganisme) dan abiotik (tanah, air, iklim). Interaksi ini membentuk sistem yang kompleks dan dinamis. Interaksi antara komponen adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan hubungan antara komponen biotik (tanaman, hewan, mikroorganisme) dan abiotik (tanah, air, iklim) dalam sistem pertanian.

a. Jenis Interaksi
1.  Interaksi Tanaman-Tanaman : Interaksi antara tanaman yang berbeda spesies, seperti kompetisi untuk mendapatkan sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari.
2.  Interaksi Tanaman-Hewan : Interaksi antara tanaman dan hewan, seperti polinasi, penyebaran biji, dan pengendalian hama.
3.  Interaksi Tanaman-Mikroorganisme : Interaksi antara tanaman dan mikroorganisme, seperti fiksasi nitrogen, dekomposisi, dan pengendalian penyakit.
4.  Interaksi Tanaman-Tanah : Interaksi antara tanaman dan tanah, seperti penyerapan nutrisi, air, dan oksigen.
5.  Interaksi Tanaman-Iklim : Interaksi antara tanaman dan iklim, seperti pengaruh suhu, curah hujan, dan radiasi matahari terhadap pertumbuhan tanaman.

b. Contoh Interaksi
1.  Polinasi : Interaksi antara tanaman dan hewan (lebah, kupu-kupu) yang membantu penyerbukan tanaman.
2.  Fiksasi Nitrogen : Interaksi antara tanaman dan mikroorganisme (Rhizobia) yang membantu fiksasi nitrogen di tanah.
3.  Pengendalian Hama : Interaksi antara tanaman dan hewan (musuh alami) yang membantu pengendalian hama tanaman.

C.  Dinamika Populasi

 Ekologi pertanian melibatkan dinamika populasi tanaman dan hewan. Populasi ini dapat berubah tergantung pada faktor-faktor seperti iklim, tanah, dan pengelolaan. Dinamika populasi adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan perubahan jumlah individu dalam suatu populasi tanaman atau hewan dalam sistem pertanian.

a. Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Populasi
1.  Kelahiran : Jumlah individu baru yang lahir dalam suatu populasi.
2.  Kematian : Jumlah individu yang mati dalam suatu populasi.
3.  Imigrasi : Jumlah individu yang masuk ke dalam suatu populasi dari luar.
4.  Emigrasi : Jumlah individu yang keluar dari suatu populasi.
5.  Pertumbuhan : Perubahan jumlah individu dalam suatu populasi akibat kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi.

b. Jenis Dinamika Populasi
1.  Pertumbuhan Populasi : Perubahan jumlah individu dalam suatu populasi yang meningkat.
2.  Penurunan Populasi : Perubahan jumlah individu dalam suatu populasi yang menurun.
3.  Keseimbangan Populasi : Keadaan di mana jumlah individu dalam suatu populasi tetap stabil.

c. Contoh Dinamika Populasi dalam Ekologi Pertanian
1.  Pertumbuhan Populasi Tanaman : Pertumbuhan jumlah tanaman dalam suatu lahan pertanian akibat kelahiran (penanaman) dan pertumbuhan tanaman.
2.  Penurunan Populasi Hewan : Penurunan jumlah hewan dalam suatu peternakan akibat kematian, emigrasi, atau penangkapan.

D.  Siklus Nutrisi

Ekologi pertanian melibatkan siklus nutrisi yang kompleks. Nutrisi dapat berpindah antara komponen biotik dan abiotik, dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti iklim, tanah, dan pengelolaan. Siklus nutrisi adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan proses pengolahan dan penggunaan nutrisi dalam sistem pertanian.

a. Siklus Nutrisi dalam Ekologi Pertanian
Siklus nutrisi dalam ekologi pertanian melibatkan proses pengolahan dan penggunaan nutrisi oleh komponen biotik (tanaman, hewan, mikroorganisme) dan abiotik (tanah, air, iklim) dalam sistem pertanian.

b. Proses Siklus Nutrisi
1.  Pengambilan Nutrisi : Tanaman mengambil nutrisi dari tanah melalui akar.
2.  Penggunaan Nutrisi : Tanaman menggunakan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
3.  Pengembalian Nutrisi : Tanaman mengembalikan nutrisi ke tanah melalui daun yang gugur atau akar yang mati.
4.  Dekomposisi : Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur menguraikan bahan organik menjadi nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman.
5.  Fiksasi Nitrogen : Mikroorganisme seperti Rhizobia mengubah nitrogen di udara menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman.

c. Faktor yang Mempengaruhi Siklus Nutrisi
1.  Jenis Tanah : Jenis tanah yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengolah nutrisi.
2.  Ketersediaan Air : Ketersediaan air yang cukup diperlukan untuk proses pengolahan nutrisi.
3.  Suhu dan Iklim : Suhu dan iklim yang berbeda dapat mempengaruhi proses pengolahan nutrisi.
4.  Kegiatan Pertanian : Kegiatan pertanian seperti penggunaan pupuk dan pestisida dapat mempengaruhi proses pengolahan nutrisi.

E.  Keragaman Hayati
Ekologi pertanian melibatkan keragaman hayati yang tinggi. Keragaman ini dapat berupa keragaman genetik, spesies, dan ekosistem. Keragaman hayati adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan keberagaman spesies, gen, dan ekosistem dalam sistem pertanian.

a.  Definisi Keragaman Hayati
Keragaman hayati adalah keberagaman spesies, gen, dan ekosistem yang ada dalam suatu sistem atau ekosistem.
b) Jenis Keragaman Hayati
1.  Keragaman Genetik : Keragaman genetik adalah keberagaman gen yang ada dalam suatu spesies atau populasi.
2.  Keragaman Spesies : Keragaman spesies adalah keberagaman spesies yang ada dalam suatu ekosistem atau sistem.
3.  Keragaman Ekosistem : Keragaman ekosistem adalah keberagaman ekosistem yang ada dalam suatu wilayah atau sistem.

b. Faktor yang Mempengaruhi Keragaman Hayati
1.  Iklim : Iklim mempengaruhi keberagaman spesies dan ekosistem yang ada dalam suatu wilayah.
2.  Tanah : Tanah mempengaruhi keberagaman spesies dan ekosistem yang ada dalam suatu wilayah.
3.  Pengelolaan : Pengelolaan mempengaruhi keberagaman spesies dan ekosistem yang ada dalam suatu sistem.

c. Contoh Keragaman Hayati dalam Ekologi Pertanian
1.  Keragaman Spesies Tanaman : Keragaman spesies tanaman yang ada dalam suatu sistem pertanian, seperti sawah, kebun, atau hutan.
2.  Keragaman Spesies Hewan : Keragaman spesies hewan yang ada dalam suatu sistem pertanian, seperti sapi, ayam, atau lebah.
3.  Keragaman Ekosistem : Keragaman ekosistem yang ada dalam suatu wilayah, seperti ekosistem sawah, kebun, atau hutan.

F.  Produktivitas

Ekologi pertanian memiliki produktivitas yang tinggi karena adanya penggunaan teknologi dan manajemen yang efektif. Produktivitas adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan kemampuan sistem pertanian untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia. Produktivitas dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil pertanian, seperti tanaman, hewan, dan produk lainnya.

a. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
1.  Kualitas Tanah : Kualitas tanah yang baik dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
2.  Iklim : Iklim yang sesuai dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan hewan.
3.  Pengelolaan : Pengelolaan yang baik dapat meningkatkan produktivitas sistem pertanian.
4.  Teknologi : Penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas sistem pertanian.
5.  Ketersediaan Sumber Daya : Ketersediaan sumber daya seperti air, energi, dan nutrisi dapat mempengaruhi produktivitas sistem pertanian.

b. Jenis Produktivitas
1.  Produktivitas Tanaman : Produktivitas tanaman dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil panen.
2.  Produktivitas Hewan : Produktivitas hewan dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil peternakan.
3.  Produktivitas Sistem : Produktivitas sistem dapat diukur dari kemampuan sistem pertanian untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia.

c. Contoh Produktivitas dalam Ekologi Pertanian
1.  Pertanian Sawah : Produktivitas pertanian sawah dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil panen padi.
2.  Peternakan Sapi : Produktivitas peternakan sapi dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil peternakan sapi.
3.  Pertanian Hutan : Produktivitas pertanian hutan dapat diukur dari jumlah dan kualitas hasil pertanian hutan.

G.  Keseimbangan

 Ekologi pertanian memiliki keseimbangan yang dinamis karena adanya interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Keseimbangan adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan keadaan di mana komponen biotik (tanaman, hewan, mikroorganisme) dan abiotik (tanah, air, iklim) dalam sistem pertanian berada dalam keadaan stabil dan harmonis.

a. Jenis Keseimbangan dalam Ekologi Pertanian
1.  Keseimbangan Populasi : Keadaan di mana jumlah individu dalam suatu populasi tetap stabil dan tidak berubah secara signifikan.
2.  Keseimbangan Ekosistem : Keadaan di mana komponen biotik dan abiotik dalam suatu ekosistem berada dalam keadaan stabil dan harmonis.
3.  Keseimbangan Nutrisi : Keadaan di mana ketersediaan nutrisi dalam suatu sistem pertanian tetap stabil dan tidak berubah secara signifikan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan dalam Ekologi Pertanian
1.  Ketersediaan Sumber Daya : Ketersediaan sumber daya seperti air, nutrisi, dan energi dapat mempengaruhi keseimbangan dalam ekologi pertanian.
2.  Kegiatan Pertanian : Kegiatan pertanian seperti penggunaan pupuk, pestisida, dan irigasi dapat mempengaruhi keseimbangan dalam ekologi pertanian.
3.  Perubahan Iklim : Perubahan iklim dapat mempengaruhi keseimbangan dalam ekologi pertanian dengan mengubah pola curah hujan, suhu, dan kelembaban.

c. Contoh Keseimbangan dalam Ekologi Pertanian
1.  Keseimbangan Populasi Tanaman : Keseimbangan populasi tanaman dapat dicapai dengan mengatur kepadatan tanaman, menggunaan varietas tanaman yang sesuai, dan mengontrol hama dan penyakit.
2.  Keseimbangan Ekosistem Sawah : Keseimbangan ekosistem sawah dapat dicapai dengan mengatur kepadatan tanaman, menggunaan varietas tanaman yang sesuai, dan mengontrol hama dan penyakit.

H.  Ketergantungan pada Energi

Ekologi pertanian memiliki ketergantungan pada energi yang tinggi karena adanya penggunaan mesin dan teknologi lainnya. Ketergantungan pada energi adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan bahwa sistem pertanian memerlukan energi untuk beroperasi dan mempertahankan diri.

a. Sumber Energi dalam Ekologi Pertanian
1.  Energi Matahari : Energi matahari adalah sumber energi utama dalam ekologi pertanian, yang digunakan oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis.
2.  Energi Kimia : Energi kimia adalah sumber energi yang digunakan oleh tanaman dan hewan untuk melakukan proses biologis.
3.  Energi Mekanik : Energi mekanik adalah sumber energi yang digunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatan pertanian, seperti pengolahan tanah dan penanaman.

b. Proses Penggunaan Energi dalam Ekologi Pertanian
1.  Fotosintesis : Tanaman menggunakan energi matahari untuk melakukan fotosintesis, yang menghasilkan glukosa dan oksigen.
2.  Respirasi : Tanaman dan hewan menggunakan energi kimia untuk melakukan respirasi, yang menghasilkan energi dan karbon dioksida.
3.  Pengolahan Tanah : Manusia menggunakan energi mekanik untuk melakukan pengolahan tanah, seperti penggalian dan pengolahan tanah.

c. Dampak Ketergantungan pada Energi dalam Ekologi Pertanian
1.  Penggunaan Energi yang Efisien : Ketergantungan pada energi dalam ekologi pertanian memerlukan penggunaan energi yang efisien untuk meminimalkan dampak lingkungan.
2.  Pengembangan Teknologi : Ketergantungan pada energi dalam ekologi pertanian memerlukan pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
3.  Pengelolaan Sumber Daya Alam : Ketergantungan pada energi dalam ekologi pertanian memerlukan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan energi dalam jangka panjang.

I.  Ketergantungan pada Sumber Daya
Ekologi pertanian memiliki ketergantungan pada sumber daya yang tinggi karena adanya penggunaan air, tanah, dan nutrisi. Ketergantungan pada sumber daya adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan bahwa sistem pertanian memerlukan sumber daya alam untuk beroperasi dan mempertahankan diri.

a. Jenis Sumber Daya yang Dibutuhkan dalam Ekologi Pertanian
1.  Tanah : Tanah adalah sumber daya alam yang paling penting dalam ekologi pertanian, karena tanah menyediakan tempat tumbuh bagi tanaman.
2.  Air : Air adalah sumber daya alam yang sangat penting dalam ekologi pertanian, karena air digunakan untuk irigasi, pengolahan tanah, dan kegiatan lainnya.
3.  Energi : Energi adalah sumber daya alam yang dibutuhkan dalam ekologi pertanian, karena energi digunakan untuk mengoperasikan peralatan, pengolahan tanah, dan kegiatan lainnya.
4.  Nutrisi : Nutrisi adalah sumber daya alam yang dibutuhkan dalam ekologi pertanian, karena nutrisi digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

b. Dampak Ketergantungan pada Sumber Daya dalam Ekologi Pertanian
1.  Pengelolaan Sumber Daya yang Berkelanjutan : Ketergantungan pada sumber daya dalam ekologi pertanian memerlukan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan sumber daya dalam jangka panjang.
2.  Penggunaan Teknologi yang Efisien : Ketergantungan pada sumber daya dalam ekologi pertanian memerlukan penggunaan teknologi yang efisien untuk meminimalkan dampak lingkungan.
3.  Pengembangan Sistem Pertanian yang Berkelanjutan : Ketergantungan pada sumber daya dalam ekologi pertanian memerlukan pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan sumber daya dalam jangka panjang.

c. Contoh Ketergantungan pada Sumber Daya dalam Ekologi Pertanian

1.  Pertanian Sawah : Pertanian sawah memerlukan tanah, air, dan energi untuk beroperasi.
2.  Peternakan Sapi : Peternakan sapi memerlukan tanah, air, dan nutrisi untuk beroperasi.
3.  Pertanian Hutan : Pertanian hutan memerlukan tanah, air, dan energi untuk beroperasi.

J.  Kemampuan Regenerasi
 Ekologi pertanian memiliki kemampuan regenerasi yang rendah karena adanya penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan.Kemampuan regenerasi adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan kemampuan sistem pertanian untuk memulihkan diri dan mengembalikan fungsi ekosistem setelah mengalami gangguan atau kerusakan.

a. Definisi Kemampuan Regenerasi
Kemampuan regenerasi adalah kemampuan sistem ekologi untuk memulihkan diri dan mengembalikan fungsi ekosistem setelah mengalami gangguan atau kerusakan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Regenerasi
1.  Ketersediaan Sumber Daya : Ketersediaan sumber daya seperti air, nutrisi, dan energi dapat mempengaruhi kemampuan regenerasi sistem pertanian.
2.  Kualitas Tanah : Kualitas tanah yang baik dapat meningkatkan kemampuan regenerasi sistem pertanian.
3.  Keanekaragaman Hayati : Keanekaragaman hayati yang tinggi dapat meningkatkan kemampuan regenerasi sistem pertanian.
4.  Pengelolaan yang Baik : Pengelolaan yang baik dapat meningkatkan kemampuan regenerasi sistem pertanian.

c. Contoh Kemampuan Regenerasi dalam Ekologi Pertanian
1.  Regenerasi Tanah : Regenerasi tanah dapat terjadi melalui proses pengolahan tanah yang baik, seperti penggunaan kompos dan pupuk organik.
2.  Regenerasi Vegetasi : Regenerasi vegetasi dapat terjadi melalui proses penanaman kembali dan pengelolaan yang baik.
3.  Regenerasi Ekosistem : Regenerasi ekosistem dapat terjadi melalui proses pengelolaan yang baik dan konservasi sumber daya alam.

K.  Kemampuan Adaptasi
Ekologi pertanian memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi karena adanya penggunaan teknologi dan manajemen yang efektif.Kemampuan adaptasi adalah salah satu karakteristik ekologi pertanian yang menunjukkan kemampuan sistem pertanian untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan kondisi yang tidak pasti.

a. Definisi Kemampuan Adaptasi
Kemampuan adaptasi adalah kemampuan sistem pertanian untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim, tanah, dan kelembaban, serta kondisi yang tidak pasti, seperti serangan hama dan penyakit.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Adaptasi
1.  Keragaman Genetik : Keragaman genetik tanaman dan hewan dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi sistem pertanian.
2.  Ketersediaan Sumber Daya : Ketersediaan sumber daya, seperti air, nutrisi, dan energi, dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi sistem pertanian.
3.  Pengelolaan : Pengelolaan yang baik dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi sistem pertanian.
4.  Teknologi : Penggunaan teknologi yang tepat dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi sistem pertanian.

c. Contoh Kemampuan Adaptasi dalam Ekologi Pertanian
1.  Tanaman yang Tahan terhadap Kekeringan : Tanaman yang tahan terhadap kekeringan dapat beradaptasi dengan kondisi kekeringan.
2.  Hewan yang Tahan terhadap Penyakit : Hewan yang tahan terhadap penyakit dapat beradaptasi dengan kondisi penyakit.
3.  Sistem Pertanian yang Berkelanjutan : Sistem pertanian yang berkelanjutan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kondisi yang tidak pasti.

DAFTAR PUSTAKA
1. Odum, E. P. (1971).  Fundamentals of Ecology . Philadelphia: W.B. Saunders Company.
2. Gliessman, S. R. (2006).  Agroecology: The Dynamics of Productive Farming Systems . CRC Press.
3. Altieri, M. A. (1995).  Agroecology: The Science of Sustainable Agriculture . Westview Press.
4. Sutanto, R. (2002).  Ekologi Pertanian . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
5. Soemarwoto, O. (2004).  Ekologi dan Pembangunan . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
6. Kartasapoetra, A. G. (1994).  Pertanian Organik . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
7.  Journal of Agricultural Science. (2010). Volume 148, Issue 3, halaman 249-258.
8 Agriculture, Ecosystems & Environment. (2012). Volume 146, Issue 1, halaman 1-10.
9. Soil Science Society of America Journal. (2011). Volume 75, Issue 4, halaman 1011-1022.
10. Ecological Applications. (2015). Volume 25, Issue 5, halaman 1231-1242.
11.  Agricultural Systems. (2017). Volume 157, halaman 241-248.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun