Di hari pertama saya sudah sangat merindukan kedua orangtuaku. "Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?" Pikirku
Ternyata setelah menjalani kehidupan di asrama, saya mulai terbiasa dan beradaptasi dengan kehidupan di asrama.Â
Di asrama ini, ada pembagian piket. Mulai dari belanja di pasar, bersih-bersih dan memasak. Semuanya dibagi sesuai dengan porsinya dan mendapat jatah yang sama.Â
Semua yang aku takutkan ternyata tidak menjadi kenyataan. Perlahan saya mulai bisa menikmati kehidupan di asrama. Meski tidak bebas seperti anak-anak lain seusia saya, namun saya memiliki teman-teman yang begitu baik.Â
Waktu itu di asrama ada peraturan tidak diperbolehkan membawa HP. Peraturan ini bukan tanpa alasan.Â
Menurut pengurus asrama, HP bisa mengganggu anak-anak tidak fokus dalam belajar.Â
Selain itu juga untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itulah penggunaan HP di lingkungan asrama ini dilarang.Â
Waktu itu usiaku baru 14 tahun, waktu remaja yang masih labil. Jadi dilarang menggunakan HP saya pikir ada nilai positifnya. Karena di sana saya jadi fokus belajar dan mengikuti peraturan yang berlaku.Â
Di sana saya juga bisa belajar untuk lebih mandiri. Mulai dari bersih-bersih dan memasak serta pekerjaan rumah lainnya. Selain itu di sana saya dan teman-teman diajarkan ilmu agama yang selama ini mungkin tidak saya ketahui.Â
Kami harus bangun pagi kemudian shalat subuh berjamaah. Setelah shalat, kami disuruh untuk mengaji.Â
Satu per satu kami bergantian maju untuk disimak oleh guru atau kepala asrama. Ada yang mengaji biasa dan ada juga yang hafalan.Â