Setiap tahun umat Islam di seluruh dunia memperingati Isra' Mi'raj setiap tanggal 27 Rajab. Tahun ini tanggal 27 Rajab jatuh pada hari Kamis, 11 Maret 2021.Â
Seperti yang kita ketahui bahwa Isra Mi'raj merupakan sebuah perjalanan Nabi Muhammad yang terjadi dalam waktu semalam. Isra' diartkan sebagai perjalanan dari Masjidil haram (Makkah) menuju ke Masjidil Aqsa (Palestina)Â
Sedangkan Mi'raj merupakan perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha (langit ketujuh). Isra' mi'raj merupakan kejadian yang luar biasa karena di dalamnya banyak kisah dan pembelajaran yang dapat diambil oleh umat Nabi Muhammad SAW. Lalu apa saja pembelajaran yang bisa kita ambil dalam memperingati perjalanan Isra' MirajÂ
Isra'Mi'raj merupakan Bentuk Kasih Sayang Allah kepada Nabi Muhammad SAW
Perjalanan isra' mi'raj diperkirakan terjadi pada tahun 10 kenabian. Di tahun ini beliau harus kehilangan dua orang yang sangat dicintainya yaitu pamannya Abu Thalib dan istrinya Siti Khadijah.Â
Tahun ini disebut dengan tahun kesedihan karena beliau harus kehilangan dua orang yang sangat membantu beliau dalam mengembangkan dakwah Islam di Makkah.Â
Oleh karena itulah Allah mengutus malaikat Jibril untuk menghibur beliau dan terjadilah peristiwa isra' mi'raj tersebut. Perjalanan is'ra mi'raj ini sebagai pelipur lara Nabi Muhammad setelah ditinggalkan oleh dua orang yang sangat beliau cintai.Â
Seperti yang kita ketahui, perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam banyak mendapat tantangan dan penolakan dari kaum Quraisy. Beliau bahkan harus dimusuhi oleh pamannya sendiri yaitu Abu Jahal dan Abu Lahab.Â
Namun beliau tidak pernah menyeerah dan terus berjuang untuk menyebarkan agama Islam. Hanya sedikit dari kerabat  beliau yang mendukung dakwah beliau.Â
Salah satunya adalah Siti Khadijah dan Abu Thalib. Mereka berdua memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung dakwah Nabi Muhammad SAW. Siti Khadijah rela memberikan seluruh hartanya untuk membantu dakwah beliau.Â
Siti Khadijah juga termasuk orang pertama yang menyatakan untuk masuk Islam setelah beliau menerima wahyu yang pertama di usia 40 tahun.Â
Siti Khadijah mempercayai kenabian dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau termasuk golongan Assabiqunal Awwalun bersama dengan Abu Bakar Ash Shiddiq, Utsman bin Affan dan  Ali bin Abi Thalib.Â
Sedangkan paman beliau memiliki peran yang sangat besar dalam melindungi beliau selama berdakwah. Meskipun Abu Thalib belum memeluk Islam.
Namun beliau selalu membela dan melindungi Nabi Muhammad SAW dari gangguan orang Quraisy yang berusaha untuk mengahalangi dakwah Nabi Muhammad SAW.Â
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad merasa sangat sedih sehingga tahun itu disebut dengan 'Amul Huzni (tahun kesedihan). Untuk menghibur kesedihan beliau, maka Allah memberikan sebuah perjalanan yang luar biasa kepada Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan isra' mi'raj ini.Â
 Perjalanan yang Penuh HikmahÂ
Dalam perjalanannya yang ditemani oleh malaikat Jibril, Nabi Muhammad diperlihatkan dengan beberapa peristiwa. Dikutip dari tirto.id peristiwa-peritiwa tersebut diantaranya Nabi melintasi sekelompok yang bercocok tanam, lantas langsung  memanen hasilnya. Ini adalah gambaran umat yang berjihad fi sabilillah.Â
Kemudian beliau bertemu dengan sekelompok  orang yang memukul kepala dengan palu hingga pecah, lantas kepala itu utuh kembali  dan dipukuli lagi. Ini merupakan gambaran orang yang malas atau meninggalkan salat maktubah (salat wajib).Â
Kemudian Nabi juga bertemu dengan orang yang memakan daging busuk sebagai perumpamaan umat yang berzina. Kemudian Nabi melintasi orang yang saling mengguntingi lidah dan bibir dengan gunting besi, gambaran ahli fitnah.Â
Peristiwa-peristiwa tersebut, merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia itu pasti ada balasannya. Baik itu kebaikan maupun keburukan.Â
Semua akan mendapat balasannya. Selain melihat peristiwa tersebut, Nabi juga bertemu dengan beberapa Nabi terdahulu. Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh.Â
Diwajibkannya Salat Lima Waktu
Peristiwa isra' mi'raj ini, Nabi Muhammad SAW berkesempatan bertemu dengan Allah SWT secara langsung. Dalam pertemuan ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan salat. Awalnya beliau mendapat perintah untuk menjalankan salat 50 waktu.Â
Namun ketika turun dan bertemu dengan Nabi Musa, beliau mendapat nasehat bahwa umat beliau tidak akan mampu melaksanakan salat 50 waktu. Beliau pun kembali menghadap Allah SWT dan menyampaikan apa yang beliau dapat dari Nabi Musa. Kemudian Allah pun memberikan keringanan menjadi 45 waktu.Â
Ketika bertemu Nabi Musa lagi, beliau mendapat nasehat yang sama. Beliau pun kembali menghadap Allah. Begitu seterusnya. Hingga Allah memberikan kerinaganan menjadi lima waktu. Ketika bertemu Nabi Musa lagi beliau masih mendapat nasehat yang sama. Namun beliau sudah malu untuk menghadap kembali kepada Allah SWT.Â
Isra' mi'raj memang identik dengan perintah salat lima waktu. Karena peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menjalankan salat. Sebagai umat beliau, isra' mi'raj bisa menjadi sebuah refleksi diri untuk mengingat kembali. Apakah kita sudah menjalankan kewajiban kita untuk melaksanakan salat lima waktu dalam sehari semalam. Isra' mi'raj ini juga sebagai pengingat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam meminta keringanan untuk umatnya. Yang awalnya 50 menjadi hanya lima waktu. Sudah seharusnya sebagai umat beliau momentum isra' mi'raj ini menjalankan kewajiban tersebut sebagai bentuk ketaatan kita kepada  Allah SWT dan juga meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW.Â
Isra' Mi'raj sebagai Ujian KeimananÂ
Setelah perjalanan luar biasa yang terjadi dalam semalam tersebut, beliau pun menyampaikan apa yang beliau dapatkan dari peristiwa tersebut. namun banyak yang mengejek, bahkan ada yang menganggap beliau tidak waras. Karena mana mungkin beliau melakukan perjalanan yang sangat jauh dalam waktu semalam. Namun sahabat beliau yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq percaya dan membenarkan semua perkataan beliau. Peristiwa isra' mi'raj menjadi ujian keimanan bagi umat beliau yang baru masuk Islam. Apakah akan percaya atau tidak.Â
Sebagai seorang Nabi, tentu beliau memiliki sifat wajib yaitu shiddiq yang artinya jujur atau benar, amanah atau dapat dipercaya kemudian tabligh menyampaikan dan fathonah yang artinya cerdas. Tentu saja apa yang disampaikan oleh beliau adalah kebenaran karena beliau adalah seorang Nabi dan Rasul yang tentunya memiliki keempat sifat kenabian tersebut. Namun banyak umat beliau yang tidak membenarkannya dan kemudian berpaling.Â
Dari peristiwa ini kita dapat belajar bahwa semua perbuatan dan perkataan beliau adalah kebenaran. Meski sekarang kita sebagai umat beliau tidak bertemu langsung dengan beliau namun kita bisa belajar dari Al-Quran yang diturunkan kepada beliau sebagai petunjuk untuk umatnya dna juga hadits beliau yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat beliau. Al-Qur'an dan Hadits merupakan peninggalan dari Nabi Muhammad SAW karena kedua hal tersebut merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.Â
Sebagai umat beliau, kita harus meneladani sifat-sifat beliau karena beliau merupakan suri tauladan dan penyempurna akhlak manusia. Meneladani sifat beliau dapat kita lakukan dengan menjalankan apa yang beliau ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Terima kasih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H